Atas Nama Cinta Berbuah Petaka
Oleh : Nur Miftahul Jannah Nasrah
(Pemerhati Masalah Ibu dan Generasi)
Dilansir dari tribunnews.com, seorang wanita berinisial AVI (22) diringkus polisi atas kasus pembunuhan. AVI tega membunuh buah hatinya sendiri yang baru dilahirkannya. Warga Jalan Bung Tomo, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini membunuh bayinya lalu dimasukkan ke termos nasi. Setelah ditelusuri hal itu dilakukan disebabkan malu karena anak yang dilahirkannya adalah anak diluar nikah dan pacarnya tak mau bertanggung jawab
Sementara itu, Polres Bontang mengungkap kasus pengguguran janin atau aborsi yang dilakukan laki-laki inisial SR (23) dan perempuan inisial MT (21) sebagai sepasang kekasih. Pengungkapan aborsi janin berusia 4 bulan ini terungkap pada Kamis (14/9/2023) pukul 11.20 Wita di salah satu penginapan jalan Sultan Syahrir Tanjung Laut Indah. (mediakaltim.com, 03/10/2023)
Pergaulan remaja saat ini, sudah sangat jauh dari norma agama Islam. Tenggelam dalam pusaran cinta yang seharusnya melahirkan kebahagiaan dan berkah lewat ikatan pernikahan, namun sayangnya, banyak yang terjerumus dalam gairah pacaran dan pergaulan bebas. Ironisnya, jalur ini membawa malapetaka yang mengerikan, termasuk tragedi pembunuhan janin bahkan bayi yang tak berdosa. Apalagi peran orang tua yang tidak hadir dalam meriayah anaknya. Sosoknya ada, namun tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Kemudian remaja menjadi bingung akan identitasnya sebagai seorang generasi penerus bangsa di masa mendatang. Di rumah mereka dituntut untuk disiplin, memahami kewajiban-kewajibannya, apa yang harus di lakukan untuk menyenangkan orang di rumah. Sedangkan di luar mereka dituntut untuk kreatif, berinisiatif, dan mampu berpendapat.
Selain karena kurangnya perhatian dari keluarga dan orang tua, media juga gencar mempertontonkan pornografi dan pornoaksi dalam film, sinetron, tayangan iklan, atau adegan langsung dalam kehidupan nyata dipertontonkan para pemuja liberal atas nama industri seni.
Atas nama tuntutan pasar, mereka terus memproduksi film, sinetron, dan iklan yang mengumbar aurat dan gerakan-gerakan yang tidak senonoh. Bagi mereka penganut kapitalisme, apa pun akan dilakukan selama ada peluang untuk menghasilkan uang
Media sosial, yang seharusnya menjadi sarana berbagi dan berkomunikasi, malah menjadi saksi bisu terhadap kerusakan moral yang melanda. Peran negara dalam melindungi remaja terlihat tidak maksimal, seolah lepas tangan terhadap dampak buruk dari pergaulan bebas.
Semua ini menjadi bayangan gelap dari penerapan sekularisme liberal, yang menghasilkan pemuda yang terpinggirkan dari nilai-nilai Islam. Alih-alih menjadi pilar moral, masyarakat terhanyut dalam arus bebas yang tak terkendali. Tantangan yang dihadapi bukan hanya pada tingkat individu, tetapi juga melibatkan peran negara dalam menciptakan iklim yang mendukung nilai-nilai keagamaan.
Cinta, dalam konsepnya yang disebut gharizah nawu' dalam Islam, memiliki landasan kuat pada pernikahan, sebuah institusi suci yang melibatkan hubungan antara suami dan isteri. Islam, sebagai panduan hidup, menekankan nilai-nilai keagamaan yang mengarah pada pemeliharaan kehormatan dan kebersihan hubungan antara lawan jenis.
Dalam upaya mewujudkan nilai-nilai ini, Islam secara tegas menentang pergaulan bebas, terutama di kalangan remaja. Pencegahan dan penanggulangan pergaulan bebas menjadi fokus utama dalam tindakan Islam terhadap masalah ini. Metode preventif mencakup penyadaran dan penanaman nilai-nilai moral sejak dini, baik melalui keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Sementara itu, pendekatan kuratif melibatkan seruan dakwah, mengajak remaja untuk memahami dan mendalami ajaran Islam Kaffah, sebuah konsep kehidupan yang mencakup aspek agama, sosial, dan ekonomi secara menyeluruh. Melalui seruan dakwah, remaja diingatkan akan pentingnya memahami Islam secara holistik sebagai panduan hidup.
Mengkaji ajaran Islam Kaffah tidak hanya membimbing mereka dalam menjalani hubungan yang sesuai dengan nilai-nilai agama, tetapi juga memberikan perlindungan terhadap bahaya pergaulan bebas. Inilah cara Islam berperan sebagai pilar moral, memberikan landasan yang kokoh bagi remaja untuk selamat dari dampak negatif pergaulan bebas dan menjalani kehidupan yang penuh makna dalam bingkai keberkahan Islam. Wallahualam
Komentar
Posting Komentar