Harga Beras Naik Ekonomi Rakyat Makin Berat
Harga Beras Naik Ekonomi Rakyat Makin Berat
Oleh: Sarlin, Amd.Kep (Pemerhati Masalah Sosial)
Harga bahan pangan pokok terpantau melonjak. Bahkan, harga beras premium pecah rekor naik Rp 16.090 per kg atau naik Rp 70 dari hari sebelumnya. Harga beras medium hari ini juga tekor baru tembus ke Rp 14.080 per kg, atau naik Rp 90 dari sehari sebelumnya. Pekan yang lalu, harga beras premium masih di Rp 15.750 per kg dan beras medium di Rp 13.830 per kg. Harga harian rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran. CNBC Indonesia (19/02/2024)
Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Harga beras yang mahal akan menyusahkan setiap orang dan bikin was-was. Penghasilan keluarga akan banyak tersedot untuk belanja beras hingga menyebabkan pengurangan belanja kebutuhan yang lain. Kenaikan harga beras bagi masyarakat miskin juga akan menjadikan mereka tidak bisa membeli beras dalam jumlah yang layak.
Selama ini pemerintah mengeklaim kebijakan bansos sebagai solusi efektif terhadap kenaikan harga beras. Meskipun ada bansos, harga beras tetap naik. Apalagi tidak semua rakyat miskin mendapatkan bansos, temuan di lapangan menunjukkan bahwa banyak bansos salah sasaran. Juga, aroma politisasi bansos juga menguat. Penyebab kenaikan harga beras salah satunya adalah rusaknya rantai distribusi beras. Rantai distribusi beras dikuasai oleh sejumlah perusahaan besar beromzet triliunan rupiah. Perusahaan besar menguasai gabah dari petani dengan cara membeli gabah petani dengan harga yang lebih tinggi sehingga banyak penggilingan kecil yang gulung tikar karena tidak mendapatkan pasokan gabah.
Perusahaan besar menguasai sektor hulu, perusahaan besar ini juga menguasai sektor hilir. Mereka menggiling padi dengan teknologi canggih menghasilkan padi kualitas premium, sedangkan penggilingan kecil hanya bisa menghasilkan beras kualitas medium. Perusahaan besar mampu menguasai pasar dengan memproduksi beras berbagai merek. Di sisi lain, ada larangan bagi petani untuk menjual beras ke konsumen secara langsung.
Menguasai distribusi beras sejak hulu hingga hilir, perusahaan besar mampu mempermainkan harga dan menahan pasokan beras. Beras ditahan di gudang-gudang sehingga harganya naik dan baru dilepas ke pasar ketika harga tinggi. Tak hanya merugikan konsumen, hal ini juga merugikan petani. Walhasil, tingginya harga ritel beras di tingkat konsumen tidak berarti petani memperoleh untung besar. Yang mendapatkan untung besar adalah perusahaan besar (kapitalis) yang memonopoli distribusi beras dari hulu hingga hilir
Solusi Islam
Beras merupakan kebutuhan pokok sebagai salah satu komoditas strategis karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Negara wajib mengelola beras dari hulu hingga hilir, yaitu sejak produksi, distribusi hingga sampai ke tangan rakyat. Negara harus memastikan rantai distribusi ini sehat, yakni bebas dari penimbunan, monopoli, dan berbagai praktik bisnis lainnya yang merusak rantai distribusi.
Negara islam yang mampu mewujudkan jaminan pengelolaan komoditas pangan hanyalah Negara Islam. Sedangkan negara yang menerapkan kapitalisme akan melakukan liberalisasi pangan, yaitu lepas tangannya negara dari pengelolaan pangan dan justru menyerahkannya pada swasta kapitalis.Politik ekonomi Islam menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat per individu, termasuk kebutuhan pangan. Negara mewujudkan jaminan ini dengan menjadikan pemenuhan kebutuhan pokok sebagai satu kewajiban negara.
Pada sektor hulu (produksi), negara akan memberikan bantuan pertanian kepada rakyat yang menjadi petani. Bantuan tersebut bisa berupa lahan untuk ekstensifikasi, pupuk, benih, pestisida, alat pertanian, dll. Sedangkan pada sektor hilir (distribusi), negara akan memastikan bahwa tidak ada hambatan distribusi. Pada ujung rantai distribusi, yaitu sektor ritel, negara memperhatikan setiap rakyatnya dan menelaah adanya kebutuhan bantuan dari negara. Terkait dengan mekanisme pembentukan harga, negara tidak melakukan pematokan harga (tas’ir), harga dibiarkan terbentuk secara alami sesuai dengan permintaan dan penawaran di pasar. Negara menurunkan harga melalui kebijakan membenahi sektor hulu dan hilir sehingga harganya terjangkau dan stabil.
Negara juga melarang praktik monopoli dan menimbun beras maupun komoditas lainnya. Pelaku penimbunan akan diberi sanksi yang tegas dan menjerakan. Tidak akan ada mafia pangan dalam negara islam, pelaku dan aparat yang terlibat akan dihukum dengan adil. Semua mekanisme ini akan menyelesaikan persoalan kenaikan harga beras di negeri kita.
Wallahualam bissawab.
Komentar
Posting Komentar