Harga Pangan Makin Melangit, Hidup Rakyat Makin Sulit


 HARGA PANGAN MAKIN MELANGIT, HIDUP RAKYAT MAKIN SULIT


Oleh : Ummu Hayyan, S.P.


Kenaikan harga pangan masih terus terjadi. Termasuk di kabupaten Ciamis, lonjakan harga pangan mulai meresahkan masyarakat.

Seperti halnya beras semula harganya Rp 13.000 per kilogram kini menjadi Rp 15.000-16.500 per kilogram. Selain beras, harga sayuran seperti tomat, tadinya Rp 8.000 per kilogram kini menjadi Rp 20.000 per kilogram. Untuk harga cabai merah lokal mengalami kenaikan pula. Tadinya Rp. 80.000 per kilogram, kini dijual 85.000 per kilogram.(radartasik.com).

Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis Asep Sulaeman angkat bicara.

Khusus penanganan beras, pihaknya sekarang mengawasio penyaluran beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Karena penyaluran beras SPHP ke toko atau kios penjual beras dengan harga Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram.

Asep Sulaeman mengatakan : "Untuk saat ini sudah hampir 30 kios tersebar di Kabupaten Ciamis yang menjual beras SPHP dengan ketentuan harga HET Rp 10.900 per kilogram. Sebab beras medium Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kilogram dan beras premium Rp 14.500 hingga Rp 15.000 per kilogram." (radartasik.com).


Kenaikan harga pangan yang berulang akan berakibat semakin sulitnya kehidupan masyarakat. Ibu rumah tangga harus menggerus tabungan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarganya, termasuk anak-anaknya. Para pengusaha UMKM makanan juga akan terkena dampaknya lantaran naiknya harga jual dan sepinya pembeli yang akan mengakibatkan terjadi kerugian. 


Kondisi ini sejatinya menunjukkan abainya negara adalah memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Pasalnya, bukan diri dengan upaya stabilisasi harga pangan, misalnya melalui pelaksanaan Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP). 

Namun solusi ini tidak menyentuh akar persoalan kenaikan harga pangan yang seolah sudah membudaya di negeri ini. Saking seringnya terjadi kenaikan harga pangan, masyarakat sudah terbiasa dengan hal tersebut dan menganggapnya sebagai perkara lumrah. Kondisi masyarakat seperti ini tidak boleh dibiarkan sebab pemenuhan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau adalah salah satu tugas utama negara. Pembentukan SDM berkualitas sangat dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat menjangkau bahan pangan. 


Sesungguhnya,  persoalan kenaikan harga pangan disebabkan oleh penerapan sistem kapitalisme neoliberal. Sistem ini meniscayakan negara bertindak sebagai regulator atau pembuat aturan saja serta fasilitator. Walhasil, negara berlepas tangan dari tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan pun diambil oleh pihak swasta, mulai dari sektor produksi, distribusi, hingga konsumsi. Tidak heran, jika harga pangan di negeri ini berada di bawah kendali para korporasi yang ingin mendapatkan keuntungan besar. 


Sebaliknya, kestabilan harga pangan dan keterjangkauannya oleh masyarakat akan bisa terwujud dengan penerapan Islam secara _Kaffah._ Negara dalam Islam berperan sebagai _raa'in_ (pengurus) dan _junnah_ (pelindung). Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya : 

"Imam adalah _raa'in_ (pengurus rakyat), ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya". (HR. Ahmad, Bukhari).

"Imam adalah perisai, tempat orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya." (HR. Muslim).


Dalam Islam, negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dalam jumlah yang memadai bagi seluruh rakyat dan memastikan rakyat mampu menjangkau harganya. Selain itu, negara wajib menghilangkan hegemoni korporasi dalam menguasai rantai penyediaan pangan rakyat untuk mencari keuntungan besar. Sebab hal itu termasuk bahaya yang wajib dihilangkan oleh negara dari kehidupan rakyat. Negara akan mencegah dan menghilangkan segala bentuk distorsi pasar seperti penimbunan, praktik tengkulak, kartel dan riba. Negara akan menegakkan sistem sanksi yang tegas dan berefek jera bagi yang melanggar Syariah. Negara memiliki _qodli hisbah_ yang bertugas mengawasi tata niaga di pasar dan menjaga agar makanan yang beredar adalah makanan halal dan Thoyib. 

Sungguh, hanya penerapan Syariah Islam yang mampu mewujudkan kestabilan harga pangan hingga bisa dijangkau oleh seluruh masyarakat.


Wallaahu a'lam bish-shawwab

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak