Kebutuhan Serba Naik, Bagaimana Nasib Rakyat?
Oleh : Nafiza
Di saat rakyat dipusingkan oleh harga bahan pokok dan pangan yang melonjak, kini ditambah lagi dengan tarif listrik yang dikabarkan akan mengalami kenaikan. Seperti sebuah lomba, PLN juga tak mau kalah, maka makin bertambah lagi beban yang ditanggung oleh rakyat.
Dikutip dari fajar.co.id, 24/2/2024, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menetapkan tarif listrik untuk Maret 2024. Tarif listrik Maret ditetapkan bersamaan dengan pengumuman tarif listrik triwulan I pada Januari-Maret 2024. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu. Dia mengatakan, pemerintah punya pertimbangan dalam penetapan tarif listrik Januari-Maret 2024.
"Tarif listrik Januari sampai Maret 2024 diputuskan tetap untuk menjaga daya saing pelaku usaha, menjaga daya beli masyarakat dan menjaga tingkat inflasi di tahun yang baru," ujar Jisman pada Desember 2023.
Penyesuaian tarif tenaga Listrik memang dilakukan setiap tiga bulan. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penetapan tarif listrik, seperti nilai tukar mata uang dollar AS terhadap mata uang rupiah (kurs), Indonesian Crude Price, inflasi dan/atau harga batu bara acuan. Akan tetapi meskipun begitu, seharusnya tidak mesti rakyat yang menanggung beban-beban yang dilimpahkan negara, sebab melimpahnya kekayaan alam di negara ini seharusnya tidak akan sampai membuat negara menaikkan tarif listrik.
Naiknya tarif listrik di saat harga pangan naik jelas akan menambah beban rakyat. Apalagi dalam sistem kapitalisme, negara tidak berperan sebagai raa’in sehingga rakyat dibiarkan berjuang sendirian. Oleh karena itu kalau pun ada subsidi, sejatinya hanya sekedar tambal sulam, tidak akan menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat.
Listrik sebagai sumber energi seharusnya diberikan dengan harga murah bahkan gratis. Negara seharusnya mengelola sendiri energi untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Sayangnya hari ini pasokan listrik PLN tergantung pada pasokan swasta. Sementara swasta tentu orientasinya adalah keuntungan. Kenaikan tarif PLN hanya menguntungkan pihak tertentu, sedangkan rakyat semakin tercekik dengan melonjaknya kebutuhan pokok di awal tahun 2024 ini.
Negara yang seharusnya mengayomi dan memenuhi kebutuhan rakyat, malah membebani rakyatnya dengan banyak masalah dan hutang yang bejibun. Hidup di negara yang mengadopsi paham kapitalisme liberalisme tentu rakyatnya akan mereka timbun dengan segudang masalah tanpa solusi.
Berbanding terbalik jika mengadopsi ideologi Islam. Islam menjadikan negara sebagai raa’in yang akan menjamin kesejahteraan rakyat dengan berbagai mekanisme sesuai dengan sistem ekonomi Islam.
Islam mengatur segala lini kehidupan masyarakat, mulai dari bangun tidur sampai bangun negara. Begitu pula dengan sistem ekonominya, negara akan menjalankan pemerintahannya sesuai dengan syariah, sehingga mampu memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara juga akan menjamin terpenuhinya energi melalui pengelolaan sumber daya alam secara mandiri, dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat dengan harga murah bahkan gratis.
Wallahu'alam.
Komentar
Posting Komentar