Boikot Produk Pro Israel, Boikot Ideologi
Oleh: Tri Lusiana
Menjelang Ramadan, sejumlah perusahaan kurma asal Israel ketar-ketir produk buatannya tak laku di masyarakat. Pasalnya, ajakan boikot produk Israel masih terus menggema di dunia akibat perang dengan Palestina.
Mengutip Middle East Eye, Minggu (3/2) sepertiga dari total ekspor kurma produsen Israel dilakukan selama bulan Ramadan.
“Kampanye iklan senilai USD 550.000 untuk mempromosikan kurma Medjool Israel dihentikan sebagai tanggapan atas ketakutan akan boikot,” tulis laporan itu.
Pengawasan terhadap produk-produk Israel di kalangan muslim meningkat setelah pertumpahan darah di Gaza. Konflik tersebut telah mengakibatkan hampir 30.000 warga Palestina terbunuh dan lebih dari 69.000 orang terluka oleh Israel hanya dalam waktu lima bulan.
“Siapa pun yang mendekati rak tersebut dan melihat tulisannya ‘Buatan Israel’ akan berpikir dua kali,” kata seorang pengusaha yang memiliki hubungan dengan industri kurma (kumparan).
Konflik yang berlarut-larut di Palestina memang sangat menyedihkan. Israel begitu membabi buta menyerang wilayah Palestina. Kondisi kritis pun semakin menjadi. Masyarakat sipil Palestina di kawasan perang bahkan sampai kekurangan air bersih, makanan, listrik, obat-obatan, hingga bahan bakar. Israel telah melakukan kejahatan yang paling keji karena membantai habis-habisan warga Palestina.
Gempuran berkelanjutan oleh Israel terhadap warga Palestina, mengakibatkan seruan kepada kaum muslim untuk memboikot produk yang terafiliasi dengan Israel semakin kencang.
Kaum muslim diharapkan berhenti atau tidak menggunakan produk-produk yang mendukung Israel. Karena dari produk-produk yang mendukung Israel itu ada sebagian keuntungannya untuk menyerang Palestina. Sehingga jika kita menggunakan produk-produk yang pro Israel, maka kita secara tidak langsung ikut mendukung penjajahan Palestina.
Dan di bulan Ramadhan salah satu yang bisa dilakukan adalah boikot kurma produk zionis apalagi zionis adalah pengekspor kurma terbesar, sehingga boikot harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai wujud solidaritas kaum muslim.
Kaum muslim saat ini harus menunjukkan kepedulian yang begitu luar biasa kepada Palestina. Karena sebagai sesama kaum muslim Allah dan Rasul-Nya telah menggambarkan bahwa mereka adalah bersaudara ketika diikat dengan ikatan aqidah yang sama yakni Islam.
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara (QS.Alhujurat:10).
Umat muslim diseluruh belahan dunia tidak boleh menutup mata atas apa yang terjadi di Palestina. Sungguh perkara yang tidak bisa dianggap main-main karena kaum muslim seperti satu tubuh. Benarlah apa yang diungkapkan oleh Sabda Rasulullah SAW:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). ' (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, boikot terhadap produk Israel ini sebenarnya bukan solusi hakiki persoalan Palestina. Karena apa yang terjadi saat ini terhadap Palestina tidak akan selesai hanya dengan sekadar boikot produk. Meski saat ini perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel sudah mulai terkena dampak boikot. Pasalnya mereka mengalami penurunan angka penjualan yang drastis sehingga laba mereka pun menurun.
Oleh karena itu bukan hanya sekedar boikot produk yang harus dilakukan, tetapi semestinya kita juga memboikot ideologi yang membiarkan kekejaman di Palestina. Pemikiran dan ide-ide yang lahir dari sistem sekuler yang berasal dari Barat yaitu kapitalisme, liberalisme, moderasi, dan sebagainya. Ide-ide tersebutlah yang telah membuat umat Islam terjajah, terzalimi, dan menjadi kaum terbelakang. Kemiskinan, kebodohan, dan berbagai penderitaan dirasakan umat Islam.
Oleh karenanya, umat Islam wajib menjadikan Islam sebagai ideologi yang memimpin cara berpikir mereka. Begitu pula dengan para penguasa muslim. Semestinya membuang semua pemikiran asing yang telah menjajah kaum muslim. Umat wajib bersatu dalam sistem Islam yang akan menjaga umat dari serangan dan penjajahan orang kafir.
Misalnya, pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra., beliau berhasil menjaga umat dari pembelotan akidah atau kemurtadan dan orang-orang yang enggan membayar zakat dan hendak menyerang kota Madinah. Begitu pula, Sultan Abdul Hamid II yang dengan tegas menjaga tanah Palestina dari rongrongan kaum Yahudi.
Benarlah sabda Rasulullah saw. yang mengatakan,
"Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).
Marilah kita berusaha dan berjuang untuk mewujudkan kembali kehidupan Islam dengan menerapkan ideologi Islam.
Untuk itu agar negara dapat mengemban ideologi Islam, maka juga harus menggencarkan dakwah. Dakwah yang dilakukan adalah dakwah pemikiran yang menjadikan rakyat berpegang kuat pada akidah islam sekaligus menjadikannya sebagai Qaidah dan Qiyadah fikriyah. Dakwah inilah yang dicontohkan Nabi Saw kepada umatnya. Karena Islam menjadikan negara berdaulat dan bersikap tegas demi keselamatan rakyatnya.
Wallahu a'lam bish-showab.
Komentar
Posting Komentar