ISLAM MEMANUSIAKAN DAN MENSEJAHTERAKAN ART




Islam Memanusiakan dan Mensejahterakan ART

Oleh : Anggun Pribadi

ART ( Asisten Rumah Tangga), pembantu, babu, jongos, budak itulah beberapa istilah disetiap zaman untuk menyebutkan pekerjaan seseorang yang menjual jasa tenaganya untuk membantu pekerjaan internal (dalam) maupun eksternal (luar) seorang istri di rumahnya. Semisal beberes rumah, nyuci baju, ngepel, masak dls. Yang mana ini sah sah saja dan sewajarnya seorang suami memberikan fasilitas ART untuk istrinya jika mampu.

Disisi lain, apakah Art zaman sekarang yang sudah berusaha menunaikan kewajibannya terhadap majikannya sudah diberlakukan secara baik? Belum tentu.

Berita dari liputan6 pada 12 Februari 2024 di Jatinegara, Jaktim 5 art kabur dari rumah majikannya dengan memanjat pagar besi, 2 orang terluka dan lainya selamat, Meraka kabur karna diduga sering di aniaya oleh majikan dan tidak di bayar upahnya.

Diberitakan oleh Detik.com tahun lalu 2023 seorang art di jaksel alat vitalnya dilumuri sambal dan dirantai selama 24 jam.

Masih banyak lagi berita tentang para TKI (pahlawan devisa negara) yang di ekploitasi dan di siksa di luar negeri sana. 

Islam Memanusiakan manusia

Islam menganggap jiwa setiap manusia sangatlah mahal. Tidak lagi di lihat dia beriman atau kufur atau melihat strata sosialnya. Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Terlebih lagi Islam juga bersungguh-sungguh  dalam hal upah (ijaroh). Dari Ibnu Umar, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW, “berikanlah upahnya kepada seorang pekerja sebelum keringatnya kering“. ( H.R Ibnu Majah ). N0 937.

Islam memandang ijaroh antara bos majikan dan pekerja adalah hubungan yang terikat aturan Allah dan RasulNya. Paradigma ini akan membuat pekerja/ART terhindar dari kedzaliman.  Apalagi Negara juga memiliki system sanksi yang tegas dan menjerakan.

Penyalahgunaan (eksploitasi) ketenagakerjaan zaman sekarang nyaris mencerminkan perbudakan pada zaman jahiliah. Dimana jiwa manusia begitu sepele, di aniaya serta upah yang tidak setimpal, Bahkan kehormatannya pun sangat mudah di renggut. Terlebih kapitalis membidik para wanita yang berpendidikan rendah untuk memenuhi pekerjaan kasar ini (art).

Melihat fakta-fakta ini jelaslah kita sangat merindukan jaminan atas kesejahteraan ketenagakerjaan khususnya para Art yang perlindungannya masih lemah.Mirisnya negara tidak mampu memberikan perlindungan pada ART. sementara RUU P-PRT hingga 20 tahun lebih belum disahkan juga. Kalaupun disahkan, negara tak kan mampu memberikan perlindungan hakiki mengingat pembuatan UU hanya formalitas, tak menyentuh akar masalah.

Sungguh aturan-aturan hanya bisa terealisasi dalam naungan negara yang benar-benar serius melanjutkan kehidupan Islam dalam keseharian. Negara yang melaksanakan secara keseluruhan aturan Islam, yaitu daulah khilafah 'ala minhaj nubuwwah.

Wallahu'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak