Kerusakan Moral Generasi Buah Buruk Sistem Pendidikan
Oleh: Tri Lusiana
(Aktivis Muslimah)
Terjadinya kerusakan moral, khususnya di kalangan generasi muda, dalam beberapa tahun terakhir ini perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Merosotnya nilai-nilai moral dan sosial generasi muda bisa dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun melalui media sosial.
Jika kita membuka medsos, tentu akan dengan mudah menemukan akun-akun ataupun unggahan yang membahas terkait masalah seksualitas, pornografi, kekerasan, dll. Saat ini marak pelajar dan bahkan anak di bawah umur menjadi pelaku beragam kejahatan yang mencerminkan rusaknya moral generasi.
Misalnya beberapa kasus yang terjadi beberapa waktu ini :
1. Siswi SMP di Lampung Diperkosa 10 Pria, Disekap 3 Hari Tanpa Makan, Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan
N, pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa 10 pria. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubung di wilayah Lampung Utara pada Sabtu (17/2/2024).
Polisi yang turun tangan mengamankan enam pelaku yakni AD, DA dan R yang masih di bawah umur. Serta tiga pria dewasa yakni AL alias IR, A dan MI. Sementara empat pelaku lainnya masih buron. Pemerkosaan terjadi sejak Rabu (14/2/2024). Hari itu korban dijemput pelaku D untuk diajak menonton pertandingan futsal. Namun di tengah jalan, D mengarahkan kendaraannya ke arah perkebunan yang ada di Desa Tanjung Baru. Di lokasi tersebut, D memaksa korban masuk ke sebuah gubuk. Ternyata di gubuk tersebut sudah ada sembilan pelaku lainnya. Korban disekap selama tiga hari tanpa diberi makan. Selain itu korban juga mengalami kekerasan seksual dari para pelaku yang berjumlah 10 orang (kompas).
2. Dalam Semalam Terjadi Perang Sarung di 3 Tempat di Pangkalpinang, 22 Remaja Dibawa ke Kantor Polisi
Dalam semalam 3 lokasi perang sarung antara remaja terjadi di Pangkalpinang, Sabtu (16/03/2024). Lokasi perang sarung pertama terjadi di Jalan Gandaria 2, Kelurahan Kacang Pedang, Pangkalpinang. Kemudian lokasi kedua perang sarung terjadi di Kelurahan Bukit Besar, sedangkan yang ketiga terjadi di Jembatan Jerambah Gantung. Mirisnya pelaku perang sarung tersebut mayoritas dilakukan oleh pelajar SMP hingga SMA. Total remaja yang diamankan oleh jajaran Polres Pangkalpinang dan Polda Kep. Bangka Belitung sebanyak 22 orang pelaku. Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang, AKP Riza mengatakan para remaja diamankan pada Sabtu (16/3/2024) lalu di tiga lokasi di antaranya di Kelurahan Bukit Besar, Jalan Gandaria 2 dan Jembatan Jerambah Gantung (Tribunnews)
Sungguh miris, jika melihat potret generasi hari ini. Pemuda yang seharusnya mengukir prestasi demi mempersiapkan masa depan malah harus berhadapan dengan kriminal bahkan diusia yang masih belasan tahun.
Tahun demi tahun kasus semakin bertambah banyak, kejahatan pun kian sadis bahkan sudah tidak berperikemanusiaan.
Sederet kasus kekerasan ini menjadi bukti kegagalan sistem kapitalisme yang diterapkan, diantaranya melalui sistem pendidikan generasi saat ini. Sistem pendidikan sekuler kapitalis telah menyita sebagian besar waktu dan tenaga siswa untuk mengabaikan aspek pembentukan kepribadian yang kuat. Sekolah sebagai institusi pendidikan alih-alih mencetak remaja yang berkualitas yang memiliki kepribadian yang kuat sesuai dengan tujuan pendidikan, namun justru menghasilkan remaja yang menciptakan banyak masalah. Sekolah yang baik seharusnya mampu membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya sekolah yang buruk adalah yang abai terhadap hal-hal tersebut. Dan inilah realita yang terjadi saat ini.
Sebenarnya pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa serta berkembangnya potensi diri secara optimal. Tentu, ini adalah sebuah tujuan yang sangat ideal, dan memang itulah yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan. Pendidikan harus melahirkan sosok manusia yang mempunyai kepribadian khas yang muncul dari keimanan dan ketakwaan yang tinggi serta memiliki kemampuan berbasis kompetensi yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan diarahkan untuk menempa kepribadian siswa yang kuat dan mengembangkan potensi keterampilan secara optimal.
Hanya saja apabila kita menengok realita kehidupan para pelajar saat ini, dengan kurikulum sekuler kapitalis yang digunakan justru para pelajar menjadi pribadi yang kering jiwanya, keras mentalnya, bahkan jumut dari mencari solusi berbagai persoalan yang menimpanya. Kata iman dan taqwa tidak lebih dari lips service. Kata iman dan takwa tidak mewujud dalam kenyataan.
Selain itu, juga dipengaruhi lingkungan yang rusak dalam membentuk kepribadian generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual.
Potret buram sistem sekuler kapitalis ini sebenarnya dapat dituntaskan dengan memperbaiki sistem hidup yang mempengaruhi pemahaman dan perilaku. Untuk itu dibutuhkan peran dari berbagai unsur yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan negara untuk membentuk kepribadian yang baik yang dibangun diatas iman dan takwa.
1. Keluarga
Keluarga merupakan institusi pertama dan utama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak. Orangtua wajib mendidik anak-anaknya tentang perilaku dan budi pekerti yang benar sesuai dengan ajaran Islam. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang yang halal yang akan mereka gunakan. Dengan begitu, kelak terbentuk pribadi anak yang shalih dan terikat dengan aturan Islam.
2. Sekolah
Dalam membentuk kepribadian, salah satunya melalui pendidikan. Sistem pendidikan harus dikembalikan pada asas akidah Islam yang akan menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses belajar-mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru/dosen serta budaya sekolah/kampus tempat remaja eksis didalamnya.
3. Masyakarat
Masyarakat yang menjadi lingkungan remaja menjalani aktivitas sosialnya mempunyai peran yang besar juga dalam mempengaruhi baik buruknya proses pendidikan, karena generasi muda merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Masyarakat bertindak sebagai kontrol sosial, di mana ketika ada perkara yang akan membentuk pengaruh negatif masyarakat akan mencegah bersama. Misalnya, jika ada sekelompok remaja nongkrong dengan kegiatan yang tidak karuan, masyarakat setempat akan bertindak membersihkan lingkungan dengan mengajak kelompok remaja tersebut mengalihkan kegiatan dengan hal yang lebih bermanfaat.
4. Negara
Peran paling penting dan strategis dalam membentuk kepribadian generasi muda adalah melalui negara. Negara sebagai penyelenggara pendidikan yang utama haruslah menerapkan kurikulum yang menjamin tercapainya generasi berkualitas. Bukan hanya generasi yang mengejar kemajuan teknologi tetapi juga membentuk kepribadian Islamnya. Negara juga wajib mencukupi segala sarana untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara layak.
Atas dasar inilah negara wajib memiliki visi pendidikan yang fokus pada pembentukan generasi berkualitas dan menyediakan pendidikan bebas biaya bagi seluruh rakyatnya. Karena dengan kebijakan pendidikan bebas biaya akan membuka peluang yang sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Selain itu negara juga wajib menyediakan tenaga-tenaga pendidik yang handal. Mereka haruslah yang memiliki kepribadian Islam yang luhur, punya semangat pengabdian yang tinggi dan mengerti filosofi pendidikan generasi serta cara-cara yang harus dilakukan. Mereka juga menjadi teladan bagi anak didiknya. karena seorang guru tidak hanya menjadi penyampai ilmu pada muridnya tetapi juga seorang pendidik dan pembina generasi. Lebih dari itu negara juga wajib mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak generasi terutama media yang memberi pengaruh buruk dalam pendidikan dan pembinaan anak.
Peran negara yang seperti ini tentu tidak akan terwujud dalam tatanan sistem yang kapitalis. Hanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah yang mampu melaksanakan peran strategis ini.
Oleh karena itu untuk mengatasi potret buram generasi saat ini maka harus dengan tatanan terbaik dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Yaitu hanya dengan tatanan Islam dalam sistem pemerintahan Islamiyyah-lah yang mampu menghapus potret buram tersebut menjadi potret cemerlang dan gemilang.
Wallahu a'lam bishawab.[]
Komentar
Posting Komentar