SADISNYA GENERASI DALAM SISTEM SEKULER



SADISNYA GENERASI DALAM SISTEM SEKULER 

Oleh : Anggun Pribadi

Beberapa pekan yang lalu, publik kembali dihebohkan dengan pembunuhan yang dilakukan remaja yang baru duduk di bangku sekolah, kejadian ini juga membuat makin sadisnya generasi muda dalam kehidupan sekuler  yang eksis sekarang ini.

Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU) kalimantan Timur mengungkapkan kasus pembunuhan oleh belia remaja berinisial JI, yang mana masih duduk dibangku kelas 3 SMK. remaja sadis tersebut telah membunuh 1 keluarga, yang terdiri dari 5 orang anggota keluarga. Tragisnya antara rumah pelaku dan korban sangatlah berdekatan alias tetangga dekat.(republika).

Pelaku diketahui sebelumnya pernah berpacaran oleh anak korban tetangganya tersebut. Walaupun bertetangga, antara bapak korban dan bapak si pelaku memang sudah terlibat masalah. 

Tersangka pembunuhan satu keluarga di Penajam Paser dijerat pasal 340 KUHP subsider pasal 338 KUHP juncto pasal 60 ayat 3 juncto pasal 76 huruf C Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman mati atau sekurang-kurangnya penjara seumur hidup.

Kalau ngeliat kasus remaja sadis seperti di atas, kita hanya bisa mengelus dada. Rasa sedih, kecewa, dan geram bercampur jadi satu. Sedih karena generasi muda yang sejatinya menjadi tulang punggung negara untuk kemajuan di masa depan, malah terlibat dalam kasus kriminal yang mengerikan. Kecewa karena kejadian ini terus berulang setiap tahun. Dan marah dengan perilaku remaja yang tega menghilangkan nyawa cuman karena harta, hingga kepuasan emosional semata.

Dari kasus diatas dapat kita tarik benang merah. Ya, motif yang sangat sangat shallow (cetek/dangkal), dampak dari sistem sekuler kapitalis. Generasi yang seharusnya menjadi pencetak peradaban dunia hancur karena sistem yang tidak mendukung. Di tambah lagi sistem pendidikan sekuler saat ini tidak mampu menghasilkan para generasi yang unggul. Ditambah lagi maraknya khamr yang bebas diproduksi dipasaran, demi keuntungan bisnis mereka tidak peduli zat keharamannya. 

Padahal didalam Islam Allah telah melarang khamr, karena khamr adalah induknya semua kemaksiatan. Karena dengan khamr akan menjadi pemantik atas kemaksiatan lainnya,

Rasulullah ﷺ mengatakan, dalam hadits nya 

اَلْخَمْرُ أُمُّ الْفَوَاحِشِ، وَأَكْبَرُ الْكَبَائِرِ، مَنْ شَرِبَهَا وَقَعَ عَلَى أُمِّهِ، وَخَالَتِهِ، وَعَمَّتِهِ

“Khamr adalah induk dari kekejian dan dosa yang paling besar. Siapa saja yang meminum Khamr, ia bisa berzina dengan ibunya, saudari ibunya dan saudari ayahnya.” (HR: Thabrani).

Kisah di atas satu diantara berjuta-juta kasus di akhir zaman ini. Bagaikan berenang di kolam yang berlumpur, bahwa tak bisa di pungkiri begitulah cermin rusaknya para pemuda yang jauh dari syariat Nya dan enggan menerima (PetunjukNya) yaitu al-Qur’an dan Sunnah.

Padahal dalam bingkai syariat islam, pelaku sangatlah pantas dihukum karena sudah di anggap Baligh. Hukuman atas korban yaitu pastinya cambuk 100 kali karena perbuatan mabora (mabuk-mabukan) yang selanjutnya pasti adanya hukuman “nyawa di balas nyawa” yaitu qishas . yang mana hukuman ini hanyalah bisa terlaksana kalau sudah adanya imam dalam naungan Daulah Khilafah islamiyyah.

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (QS Al Anbiya: 107)

Yang mana dengan naungan daulah islam lah umat di seluruh muka bumi ini di manusiakan, darahnya dimuliakan dan raga nya di sejahterahkan. Semoga Allah menyegerahkan keberkahan daulah tersebut di muka bumi ini . 


Wallahu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak