271 TRILIUN, TUNTAS DENGAN SANKSI ISLAM
Oleh: Liza Khairina (Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah)
Dimana-mana namanya kejahatan itu meminta tumbal. Sebagai pengorbanan buah dari keserakahan. Menjadi korban pastinya sakit. Walau sakitnya tidak melilit, minimal buat mereka panik. Karena sebagai persembahan ke publik mewakili para punggawa yang licik dan mencekik. Tapi harus tetap diterima sebagai konsekuensi pilihan berserikat, berserikat dalam keburukan. Kalau sebelumnya sudah menikmati kerja keras memeras rakyat dengan kekayaan segunung, sesungai dan sehutan, tentu harus menerima secara telak pula akibat profesi mengerat urat nadi rakyat.
Sudah menjadi karakter demokrasi memang, menumbalkan teman sejawat agar tidak semua sekarat. 271 triliun mereka nikmati. Paling seumur jagung dengan vasilitas VVIP mereka dibui. Ahh, negeri maling memang regulasinya buat kita pengin teriak melengking.
Kejaksaan agung (Kejagung) membongkar dugaan korupsi Timah wilayah izin pertambangan PT Timah tbk. Kejagung mencatat kerugian ekologis mencapai 271 triliun berdasarkan perhitungan ahli lingkungan IPB Bambang Hero Saharjo. Skandal terbesar yang terjadi di indonesia ini melibatkan suami Artis Sandra Dewi, Harvey Moeis, juga crazy rich Helena Lim.
Sebelumnya juga ada kasus BLBI di tahun 2000 dengan kerugian negara mencapai 138 triliun. Juga kasus penyerobotan lahan negara untuk kelapa sawit tahun 2023 yang kerugiannya mencapai 104 triliun. Kemudian kasus penyimpangan dana investasi PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) sebesar 22,78 triliun. (liputan6.com, 30 maret 2024)
Fantastis memang model nyurinya maling kakap itu. Mereka mengambil milik rakyat bukan cuma miliaran, tapi ratusan triliun. Cukuplah mereka memberi makan haram keluarganya sampai tujuh turunan.
Bukan cuma itu. Dampak yang ditimbulkan pada lingkungan akibat keserakahan mereka adalah kerusakan tata ruang dan kehidupan masyarakat dengan skala besar. Rakyat dimiskinkan dan negara pada kondisi banyak hutang mau tidak mau pada akhirnya menggadaikan kedaulatannya.
Negeri indonesia sebagai negeri gemah ripah loh jinawi dirampok secara sistemik. Para korporat asing, aseng maupun asong menguasai, sementara rakyatnya menjadi kuli yang tidak cukup membiayai hidup diri dan keluarganya sehari-hari. Belum lagi akibat-akibat buruk lainnya. Pada aspek hukum yang lemah (jual beli hukum). Aspek pendidikan yang semakin jauh untuk capaian rakyat indonesia tumbuh cerdas. Aspek kesehatan yang dijadikan ladang industri. Dan lain-lain keburukan pada semua aspek kehidupan.
Korupsi itu benar-benar menjadi budaya negeri-negeri kapitalisme. Bahkan kalau tidak korupsi pada sistem kapitalisme demokrasi ini, bisa kena bully dan ditendang keluar dari gelanggang. Karena mereka tidak mampu berkompetisi dan bergerak tumbuh sebagai manusia keren dan populer jika tidak ikutan korupsi.
Sungguh persetan dengan ideologi Barat ini. Dijajakan pada negeri-negeri muslim sebagai peradaban modern. Kaum muslimin terbuai, dipaksa masuk ke dalamnya dan pelan-pelan meninggalkan agamanya pada ranah publik. Kapitalisme membuat orang-orang tidak punya rasa malu berbuat nista dan maksiat. Digiring ke penjara bukannya tobat, malah asyik menikmati segala fasilitas dengan wajah tegak tertawa tanpa salah. Tidak ada penyesalan pada wajah-wajah koruptor, karena mereka pakai rompi berwarna sebagai citra gengsi walau warna orange dan pinknya adalah simbol kriminal yang pasti.
Berbeda dengan sistem Islam. Sistem yang lahir dari Penguasa alam semesta dan isinya, yakni Allah swt. Dia menciptakan makhluk-Nya dengan seperangkat aturan yang sesuai fitrah. Tidak menzhaliminya, juga tidak menzhalimi saudaranya.
Kekayaan yang bersifat umum dan memiliki potensi hasil yang melimpah menjadi milik dan hak rakyat yang harus dikelola oleh negara. Kemudian hasilnya diberikan kepada rakyat tanpa mengambil keuntungan. Kalaupun harus bertarif hanya sekedar ganti biaya eksplorasi hingga distribusinya. Demikian pula pada pengelolaannya, negara harus mempertimbangkan dampak buruk pada lingkungan yang bisa saja merusak habitat manusia, hewan dan tumbuhan.
Karenanya, Islam memberikan sangsi tegas bagi siapapun. Perorangan atau perserikatan yang memungkinkan merugikan negara, baik jangka panjang maupun jangka pendeknya. Para koruptor yang maling hak rakyat tidak termasuk dalam pidana pencurian yang harus disangsi dengan potong tangan. Tapi masuk kategori kejahatan kemanusiaan yang dihitung besaran kerugiannya pada negara dan rakyat.
Paling ringan berupa sangsi administrasi atau kurungan. Paling beratnya adalah dibunuh sesuai tingkat kemudharatannya pada umat. Semua bergantung keputusan Khalifah sebagai pengurus umat yang diamanahi seluruh urusan, baik dunia maupun akhirat mereka. Itulah mengapa, Islam bertahan memimpin manusia hingga 13 abad lebih dengan minimnya kejahatan yang terjadi di masanya.[]
Komentar
Posting Komentar