Anak Dari Selebgram Terkenal di Aniaya ART. Siapa Yang Harus Disalahkan?
Oleh : Yuli Atmonegoro
Penggiat Literasi, Serdang Bedagai
Viral, anak Selebgram Hifdzan Silmi Nur Emyaghnia, atau biasa disapa Aghnia Punjabi yang berusia 3 tahun dianiaya oleh pengasuhnya sampai babak belur. Wanita berusia 27 itu dengan brutalnya menganiaya balita itu.
Dikutip dari iNews Jakarta, Kabar kurang menyenangkan tersebut, dimana, putri pertamanya, yakni Jana Amira Priyanka diduga mengalami penganiayaan dari pengasuh.
Kabar tersebut dibagikan Aghnia melalui postingan di akun Instagramnya. Dia membagikan potret wajah sang putri yang mengalami lebam di salah satu matanya.
Mengulik permasalahan diatas, dapat terlihat dengan jelas, bahwa perlindungan anak masih sangat minim di Negeri ini. Dimana kasus demi kasus penganiayaan terhadap anak masih sangat tinggi. Bukan tidak ada hukum dan pasal-pasal yang dibuat untuk memastikan perlindungan terhadap anak-anak dapat dimaksimalkan. Tetapi, pada kenyataannya, dapat terlihat bahwa hukum yang sudah ditetapkan itu seperti tidak banyak membantu mengatasi permasalahan ini.
Bila kita pandang dengan kacamata Sistem Kapitalis yang saat ini di anut sebagai ideologi dan landasan berfikir umat, yang bisa dilakukan hanyalah menghukum para pelaku kekerasan terhadap anak-anak. Seperti kasus ini, bahwa pelaku sedang ditahan Polresta Malang Kota, Jawa Timur. Dan Penyidikan kasus ini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Malang Kota.
Tapi apakah semua ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini? Terbukti, selama ini tetap menjamur kasus-kasus serupa di berbagai daerah di Negeri ini. Artinya, hukum yang sudah ditetapkan tidak mampu menjadi sarana untuk menuntaskan permasalahan.
Islam, sebagai agama yang mengatur cara beribadah dan sekaligus sebagai sebuah aturan hidup, telah mengatur segala sesuatunya dengan sangat teliti dan cermat, termasuk mengatur masalah kekerasan terhadap anak.
Islam melihat permasalahan tidak hanya fokus kepada hal yang sudah terjadi, tetapi Islam selalu melihat sebab dan akibat dari sebuah permasalahan.
Dari kasus ini, hendaknya kita melihat kebelakang, penyebab terjadinya penganiayaan ini. Seperti salah satu contohnya adalah:
Dalam kasus ini, Ibu dari sang balita adalah seorang wanita yang ternyata adalah seorang Selebgram. Seorang wanita yang sibuk harus selalu ada diluar rumah, yang membuatnya tidak dapat mengasuh dan menjaga serta mendidik anaknya sesuai dengan kodratnya sebagai seorang Ibu, yang notabene sebagai orang pertama yang bertanggung jawab dalam mengasuh, mendidik dan menjaga sang buah hati. Karena ketiadaan Sang Ibu dirumah, maka mencari pengasuh dianggap sebagai solusi.
Ini jelas sebuah kesalahan besar. Banyak para ibu yang " dipaksa " oleh sistem ini untuk keluar dari rumah-rumah mereka dengan alasan untuk ikut membantu mencari nafkah tambahan demi membantu perekonomian keluarga. Tetapi tidak jarang, banyak ibu-ibu yang sengaja keluar untuk bekerja padahal suami termasuk kedalam golongan kepala keluarga yang mapan. Seperti Aghnia Punjabi sendiri adalah keluarga yang mapan dari segi finansial. Tetapi sengaja beraktifitas diluar dan menyerahkan pengasuhan anak kepada pengasuh bayaran, yang juga mungkin punya sifat, kepribadian dan karakter yang tidak diketahui pasti baik dan buruknya. Maka ini tidak dibenarkan. Sistem Kapitalis ini memaksa para ibu untuk meninggalkan kewajibannya demi mencari pundi-pundi rupiah yang hanya bernilai materi. Namun, meninggalkan anak-anak yang sesungguhnya adalah aset masa depan, baik dunia terlebih-lebih untuk akhirat nanti.
Dalam kaca mata Islam, seorang ibu adalah makhluk pertama yang dipercaya untuk Allah untuk menjadi Ummu Warahmatullahi Bait dan madrasatul Ula bagi anak-anak nya. Serta sebagai Istri sholiha yang melayani suaminya. Jadi sebagai istri dan ibu, perempuan tidak dibenarkan untuk terlalu sering keluar rumah apalagi untuk hal-hal yang tidak dibenarkan oleh hukum Syara'.
Wanita didalam Islam adalah sebagai pencetak generasi. Jika sang pencetak generasi ternyata tidak pernah ada dirumah dan pengasuhan anak menjadi tugas pengasuh, maka jangan heran bila anak-anak yang tumbuh pasti bertingkah dan berprilaku serta berfikir sesuai dengan si pengasuhnya. Belum lagi di tingkat keamanan anak saat diasuh oleh orang lain, tentunya tidak terjamin. Karena si pengasuh juga mungkin punya kepribadian, sifat atau karakter yang bisa jadi baik, bisa jadi juga tidak baik. Nah.. ini menjadi PR buat para ibu, agak memprioritaskan keluarga lebih dari apapun. Karna tugas utama perempuan yang sudah menikah adalah sebagai "istri dan ibu".
Wallaahu a'laam bishshowaab
Komentar
Posting Komentar