Kapitalisme Penyebab Berulangnya Kasus Kekerasan Anak
Kapitalisme Penyebab Berulangnya Kasus Kekerasan Anak
Oleh. Susi Ummu Musa
Era gen z disinyalir semakin suram dan mengkhawatirkan tidak hanya paparan digitalisasi yang cukup berbahaya namun pengaruh dari akar kapitalisme telah meracuni pola kehidupan masyarakat sekuler hari ini.
Dunia anak yang kental dengan bermain bersama teman teman dilingkungan sekitar dan keluarga kini telah tergerus oleh lemahnya peran dari itu semua.
Bisa digambarkan bahwa ternyata lingkungan sekitar tidak cukup aman bagi anak, kerap kali anak mendapatkan sikap kurang baik misalnya pembullyan, kekerasan seksual, eksploitasi anak, KDRT dll.
Bahkan diranah keluarga juga tak jarang kita menemukan kasus yang lebih parah, dimana ada orang tua ayah atau ibu yang tega menganiaya, memperkosa bahkan hingga membunuh anaknya.
Tentu hal ini bukan tanpa sebab melainkan karna ada faktor tertentu yang bisa mengantarkan kepada perilaku demikian.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) 2023, dari 20.205 anak yang menjadi korban kekerasan, sebanyak 4.025 anak mengalami kekerasan fisik dan 3.800 anak mendapat kekerasan psikis.
Sementara itu, menurut catatan KPAI, hingga Agustus 2023, sebanyak 2.355 kasus pelanggaran masuk sebagai laporan kekerasan anak. Di antaranya, korban kekerasan seksual (487 kasus), kekerasan fisik atau psikis (236 , korban kebijakan pendidikan (27), dan korban perundungan (87).
Hal ini tentu bukan sesuatu yang baru melainkan suatu kasus yang terus berulang ulang setiap tahun bahkan terus bertambah, hasilnya anak anak kehilangan dunianya.
Bagaimana sistem ini telah membiarkan semua terjadi begitu saja, solusi yang ditawarkan dengan bermacam macam agenda dengan tema anak ternyata belum bisa mewujudkan hak hak anak seperti program edukasi ramah anak, kemudian ada gerakan zero kekerasan pada anak, bahkan telah dibuat UU Perlindungan Anak. namun pada faktanya belum mampu mengurangi jumlah kasus kekerasan pada anak.
Dimana Letak Akar Masalah?
Mengingat paradigma yang hari ini diemban adalah sekuler kapitalisme maka kita harus sedikit melangkah lebih jernih untuk berpikir kritis, bertanya dan mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dalam kehidupan Masyarakat kita.
Kenapa orang-orang diluar sana dengan mudahnya berperilaku kasar dan buruk kepada Sesama manusia.
Maka jika merunut dari dasar permasalahan yang ada hingga menimbulkan gejolak kehancuran diantara masyarakat tidak lain karena penerapan sistem kapitalisme sekuler yang sudah disebutkan diatas tadi, pemisahan agama dari kehidupan dan upaya privatisasi yang sengaja dinikmati hanya segelintir orang ditengarai menjadi penyebab masalah yang ada.
Jauhnya nilai agama yang menjadi dasar sekaligus tameng bagi diri seseorang telah jauh dari pantauan negara, terlebih masalah ekonomi yang dirasakan masyarakat amat kentara karna tidak adanya kesejahteraan yang didapat dari negara.
Maka kehancuran yang didapat dan akan menimbulkan masalah baru yang sifatnya terus berulang setiap tahunnya.
Kembali Kepada Aturan Islam
Anak adalah generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan dimasa mendatang hingga membawa kemenangan hakiki yaitu tegakknya syariat Islam dimuka bumi, namun alangkah sangat disayangkan Jika kesempatan untuk merubah pola pikir kehidupan masyarakat hanya diemban segelintir orang.
Pasalnya generasi penerus terutama anak anak harus segera diselamatkan dari bahaya produk negri ini, umat harus bangkit dari sistem rusak ini menuju sistem islam kaffah yang jelas aturannya.
Sebab tidak ada perlindungan yang paling sempurna selain hanya pada islam, perlindungan dalam islam meliputi fisik,psikis, intelektual, moral, ekonomi dan lainnya hal ini juga meliputi pemenuhan hak hak, menjamin kebutuhan sandang dan pangannya, menjaga nama baik dan martabatnya, peduli kesehatan bahkan sampai memilihkan teman bergaul yang baik agar terhindar dari kekerasan dll.
Maka untuk pengsinergian dari aturan yang akan menjamin itu semua harus ada pihak yang berkewajiban menjaga kebutuhan anak anak.
Pertama ada keluarga yang menjadi dasar penanaman aqidah dan pengurusan yang baik.
Kedua, ada lingkungan masyarakat yang peka dalam menciptakan kondisi yang aman dan nyaman mereka sebagia pengontrol perilaku anak dari kejahatan.
Ketiga, adanya negara sebagai kunci untuk mewujudkannya dengan segala macam aturan yang adil bagi masyarakat.
Maka sudah selayaknya kita bersiap untuk mengganti sistem rusak ini dengan beralih ke sistem islam yang sahih.
Wallahu a lam. Bissawab
Komentar
Posting Komentar