Miris, Kejahatan Saat Ramadan Justru Meningkat.



Oleh : Nur Kamsiah

Ramadan kita kenal sebagai bulan yang mulia, dimana ibadah ibadah kita dilipatgandakan pahalanya, seharusnya moment ini dijadikan sebagai moment beribadah.

Tapi bagaimana bisa malah sebaliknya? Kejahatan malah meningkat, seperti yang terjadi di Bogor 3 kasus pencurian ditemukan dalam 3 pekan terakhir 

Pertama, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Jalan Warung Bandrek, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, pada Jumat (23/2) lalu.

Polisi berhasil menangkap pelaku curanmor berinisial YG (26). Kasus tersebut bermula saat YG melakukan aksinya di Warung Bandrek. Pada saat itu pelaku berhasil mencuri sepeda motor beat street dengan nopol F4171DX milik Herry menggunakan kunci palsu.

“Pelapor langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bogor Selatan Kota Bogor agar dapat ditindak lanjuti,” ucapnya. Radarbogor.com

Kedua, di hari yang sama kejadian pencurian terjadi di halaman parkir kosan dadeng Jalan Malabar Ujung, Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, pada Jumat (23/2/2024).

Di mana, Kompol Luthfi Olot Gigantara menjelaskan kasus pencurian Honda beat itu terjadi pada pukul 04.00 WIB. Belakangan diketahui pelakunya adalah BR warga Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

Kasus pencurian ketiga yang berhasil diungkap yakni pencurian bermotor di Jalan Cibadak, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, pada Sabtu (24/2/2024).

Kasatreskrim menjelaskan, kasus pencurian ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, di mana pelaku berhasil membawa sepeda motor dan hp milik Nuraini Sidik oleh orang tidak dikenal. Radarbogor.com

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Erdi Adrimulan Chaniago dalam keterangannya, bahwa gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di bulan Ramadan 1445 Hijriah mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari perbandingan kasus pada pekan kedua puasa, 17-18 Maret 2024.

Pada Senin (18/3) terjadi 2.166 kasus kejahatan dan 1.021 kejadian sehari sebelumnya. Ada lima kasus kejahatan tertinggi yang menjadi catatan kepolisian, yaitu pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 197 kasus, narkotika (158), pencurian kendaraan bermotor atau curanmor (63), perjudian (16), dan pencurian dengan kekerasan atau curas (22).

Di samping itu, terjadi 597 peristiwa kecelakaan lalu lintas (laka lantas) pada Senin (18/3). Erdi mengatakan kasus itu meningkat apabila dibandingkan dengan inisiden pada Minggu (17/3) dengan 169 kejadian. Dilansir dari mediaindonesia.com

Adapun alasan dibalik meningkatnya kasus kejahatan dibulan ramadhan menurut PENGAMAT kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai bahwa meningkatnya tren kejahatan pada bulan Ramadan hingga jelang Lebaran disebabkan oleh adanya peningkatan kebutuhan di masyarakat yang tinggi.

Menurut Bambang, dengan adanya peningkatan kebutuhan, maka pengeluaran dari masyarakat juga pasti akan meningkat. Sementara, bagi sebagian masyarakat peningkatan pengeluaran biaya tersebut tak diiringi dengan peningkatan penghasilan.

"Makanya ada masyarakat yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan peningkatan pendapatan agar dapat memenuhi kebutuhannya selama Ramadan hingga jelang Lebaran dengan melakukan kejahatan," kata Bambang saat dihubungi, Kamis (27/3). Mediaindonesia.com

Kemiskinan seringkali menjadi alasan bagi setiap orang melakukan kejahatan khususnya pencurian, jalan ini dijadikan jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, apapun alasannya kejahatan tetap tidak bisa dibenarkan.

Namun kemiskinan bisa diminimalisir jika sistem kapitalis tak diterapkan karna biang dari kemiskinan adalah penerapan sistem kapitalis dimana kekayaan alam (negara) dibiarkan dikelola oleh individu yang bermodal atau swasta sehingga hasilnya hanya akan dinikmati pula oleh individu yang bermodal, hasilnya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.

Jika kekayaan negara yang melimpah dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyatnya maka kemiskinan bisa diminimalisir atau bahkan dihilangkan mengingat kekayaan alam negara kita begitu banyak, mulai dari emas di Papua, batu bara di Kalimantan, nikel di Morowali dan masih banyak lagi yang tersebar di seluruh Indonesia saya rasa itu cukup untuk membuat rakyat sejahtera, sayangnya semua kekayaan ini tidak dikelola oleh negara. Tapi dikelola oleh individu yang bermodal adapun kebanyakan masyarakat hanya menjadi buruh dengan gaji yang tak seberapa. Sehingga wajar jika kemiskinan terus meningkat di masyarakat kita.

Di samping sistem kapitalis yang menghasilkan kemiskinan juga pemahaman sekularisme yang ditanamkan atau diterapkan dalam masyarakat, yang menghasilkan lemahnya keimanan umat, karna pemahaman sekuler adalah pemahaman yang memisahkan agama dari kehidupan, agama hanya boleh mengatur sholat, puasa, zakat dan ibadah ibadah mahdo saja, agama tidak boleh mengatur bagaimana kita bermasyarakat. Andai masyarakat memahami bahwa agama (Islam) mengatur seluruh kehidupan manusia, Allah selalu mengawasi setiap aktivitas kita dan senantiasa merasa terikat dengan agama niscaya tidak ada kejahatan, kemaksiatan yang terjadi dan negara akan aman dan damai.

Dan semua ini hanya bisa dicapai jika sistem yang diterapkan dalam kehidupan bernegara adalah sistem Islam, sebuah sistem yang menerapkan Alquran dan hadis sebagai sumber peraturan dan Islam akan membangun kehidupan yang aman dan tentram dengan kekuatan tiga pilar  yaitu ketakwaan individu, Masyarakat yang peduli dan negara yang menerapkan aturan islam termasuk system sanksi yang tegas dan menjerakan.

Wallahu a'lam












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak