THR Tidak Merata, Lemahnya Negara Mensejahterakan Para Pegawai
Oleh : Kurniawati
Lebaran tinggal menghitung hari, hari raya adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh para pegawai ASN pusat dan daerah. Pasalnya mereka akan mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR). Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah menyalurkan Rp 31, 04 Triliun Tunjangan Hari Raya (THR) untuk ASN/PNS. (finance.detik.com, 01/04/2024)
Presiden RI Joko Widodo juga menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) nomor 14 tahun 2024 tentang pemberian THR dan gaji ketiga belas kepada Aparatur Negara, pensiunan, dan penerima tunjangan tahun 2024. Berbeda halnya dengan perangkat desa dan guru honorer tidak mendapatkan tunjangan hari raya (THR). Sebagaimana Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan perangkat desa, termasuk kepala desa, tidak termasuk aparatur sipil negara (ASN) sebagaimana yang di atur undang-undang. Oleh sebab itu, pemerintah tidak menganggarkan THR untuk kelompok tersebut.
Jika kita menetilik seharunya para pegawai honorer dan perangkat desa juga mendapatkan THR karena mereka juga mengabdi untuk negara. apalagi sumber dana THR dikeluarkan dari APBN. Seharusnya semua yang mengabdi kepada negara mendapatkan hal yang sama. Salah satu contohnya pegawai honorer seperti guru selama ini gajinya tidak seberapa dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ditambah lagi mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak mendapatkan THR karena perbedaan status pegawai. Hal ini jelas pilih kasih dan berat sebelah bahkan merupakan sebuah tindakan kezaliman.
Keterbatasan jumlah dana membuat pemerintah membatasi penerima THR. Karena dalam sistem Kapitalisme sumber dana yang didapatkan yang paling banyak bersumber dari pajak yang dikelola dalam APBN.
Islam sangat memperhatikan kesejahteraan seluruh rakyatnya termasuk pegawai honorer.Tanpa memperhatikan status pegawainya. Kesejahteraan rakyat dijamin oleh negara. Negara menjalankan roda pemerintahannya berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dana dan anggaran diperoleh dari pengelolaan sumber daya alam yang melimpah sehingga memungkinkan cukup untuk seluruh warganya.
Oleh karena itu jangan berharap kepada sistem Kapitalisme yang jelas pilih kasih.Berharaplah hanya kepada sistem Islam yaitu Khilafah Islam yang telah diwariskan oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Dari semua itu prinsip dasarnya adalah syariat Islam yang didasarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah untuk mencapai kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat . Ibnu Khaldun menyatakan,
والخلافة هي حمل الكافة على مقتضى النظر الشرعي في مصالحهم الأخروية والدنيوية الراجعة إليها، إذ أحوال الدنيا ترجع كلها عند الشارع إلى اعتبارها بمصالح الآخرة
“Dan khilafah itu adalah menggiring seluruh (manusia) kepada yang sesuai dengan tinjauan syar’i dalam kemaslahatan ukhrawi, dan kemaslahatan duniawi mereka yang kembali kepadanya (kepada kemaslahatan akhirat).
Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar