Kelaparan, Korban Kapitalisme
Oleh : Ummu Mumtazah (Pegiat Literasi)
Kelaparan yang melanda dunia saat ini diperkirakan sebanyak 282 juta orang, kelaparan tersebut dikatakan level tingkat tinggi yang melanda dunia saat ini. Hal ini sebagaimana laporan the Report on Food Crises 2024. Data yang sama juga diungkapkan Organisasi Pangan Dunia (FAO) yang berada dibawah naungan PBB, yakni 1 dari 5 orang di 59 negara/wilayah mengalami kelaparan akut akibat persoalan pangan akut. (CNBC Indonesia, 4/5/2024).
Semua data tersebut diperparah dengan kerawanan pangan yang sangat tinggi selama empat tahun berturut-turut. Parahnya anak-anak dan perempuan selalu menjadi korban sehingga selalu berada digaris depan krisis kelaparan dengan jumlah lebih dari 36 juta anak dibawah usia lima tahun di 32 negara kekurangan gizi akut sejak tahun 2023, terutama di kalangan orang-orang pengungsi karena konflik dan bencana.
Apa semua penyebab kelaparan tersebut dan siapa yang bertanggung jawab atas semua itu ? Padahal Global Network Againt Food Crises telah mendesak para pemimpin di dunia untuk mengambil tindakan agar bencana kelaparan tersebut tidak berkepanjangan. Yaitu dengan langkah pendekatan transformatif dengan tindakan perdamaian dunia, pencegahan perang, dan pembangunan ketahanan pangan. Tetapi solusi itu akan berhasilkah jika sistem ekonomi kapitalisme masih diterapkan ?
Kelaparan, Akibat Sistem Kapitalisme
Jika masih terus diterapkannya sistem kapitalis maka kelaparan tak akan kunjung selesai karena rakyat selalu menjadi korban atas sekelompok orang yang mencari keuntungan, mereka tidak segan meraup keuntungan demi sebuah kekuasaan mereka tanpa peduli rakyatnya yang sedang kekurangan pangan dan kelaparan.
Kelaparan tersebut penyebabnya adalah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme di setiap negara yang tidak memiliki mekanisme untuk mensejahterakan rakyat, minimnya lapangan pekerjaan dengan upah yang minimal sehingga banyak pengangguran. Masyarakat pun tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya sehingga jauh dari kesejahteraan apalagi kebahagiaan.
Dengan sistem ekonomi kapitalisme, pengelolaan sumber daya alam diserahkan kepada perusahaan/asing bukan oleh negara sehingga hasilnya bukan untuk kesejahteraan rakyat tetapi untuk segelintir orang atau kelompok yang bermodal. Mereka menjajah dengan gaya baru yang memperparah sistem ekonomi rakyat sehingga sistem pangan pun rapuh dan terpuruk di tengah-tengah masyarakat.
Dengan terus mengambil hukum buatan manusia, yaitu para kapitalis, maka kelaparan tidak akan henti-hentinya menggerogoti masyarakat miskin dan tidak akan berujung kesejahteraan. Justru masyarakat semakin tertekan dengan kebutuhan pokok yang semakin menjulang dan kelaparan pun akan berkepanjangan.
Ekonomi Islam Penyelamat Kelaparan
Sudah seharusnya masyarakat secara keseluruhan berfikir bahwa berpijak dalam sistem yang rusak atau kapitalis tidak akan bisa mengenyahkan bencana kelaparan yang terus dirasakan masyarakat dunia pada umumnya. Bukan tidak ada solusi tetapi setiap solusi belum mengarah pada penyelesaian secara mendasar dan hakiki. Masyarakat butuh sistem yang bisa menghentikan kelaparan di seluruh alam, ini masalah global dan luas bukan saja dialami oleh satu negara tetapi beberapa negara sedang mengalami bencana kelaparan.
Saatnya umat berpindah dari sistem yang rusak ke sistem yang bisa mensejahterakan dan menghilangkan kelaparan yang sistematis ini. Umat butuh Islam diterapkan dalam segala aspek kehidupan yang akan saling mendukung satu aspek dengan aspek yang lainnya sehingga kesejahteraan pun bisa tercapai, kelaparan bisa diselesaikan tanpa meninggalkan masalah yang berkepanjangan.
Dalam sistem Islam, pemerintah (Khilafah) akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang menguatkan dan mensejahterakan perekonomian rakyat dengan melarang rakyat dari aktivitas riba, semua sektor usaha yang dijalankan masyarakat berbasis produktif sehingga individu-individu bisa sejahtera, memenuhi kebutuhan pokok masyarakat secara luas yang menyangkut pendidikan, kesehatan dan keamanan sehingga kebutuhan masyarakat secara individu terpenuhi.
Cara lain yang ditempuh pemerintah ( Khilafah ), jika dalam kondisi tertentu misalnya paceklik, pencari nafkah sakit dan lain sebagainya yang dianggap syar'i, pemerintah memberikan nafkah kepada individu rakyatnya dan melarang perempuan untuk bekerja.
Dan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan masyarakat, negara dalam mengelola SDA secara adil sehingga antara kepemilikan individu, umum dan negara pengaturannya dengan baik sehingga tidak ada kemudharatan dan ketimpangan ekonomi karena pengelolaan SDA menjadi sumber pemasukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara berkualitas bahkan gratis dan dengan pengaturan SDA yang baik akan memberikan peluang lapangan pekerjaan dengan gaji yang besar kepada masyarakat. Insyaa Alloh masyarakat secara keseluruhan aka sejahtera dan bahagia tidak ada yang menjerit karena kelaparan kekurangan bahan pokok makanan.
Hal lain yang bisa mendukung kesejahteraan masyarakat dalam kepemimpinan Islam, yaitu sistem keuangan negara menggunakan Baitulmal dengan pos pendapatan yang beragam tanpa utang dengan menggunakan sistem moneter berbasis emas dan perak, sehingga angka inflasinya 0%.
Dengan mekanisme yang baik akan menghasilkan pemerintah yang baik pula yang dipimpin oleh pemimpin yang bukan saja simpati tetapi empati, peduli sama rakyatnya, merasakan penderitaan rakyat sehingga jika terjadi kelaparan langsung terjun dan memberikan solusi yang terbaik yaitu dengan cara penerapan ekonomi Islam, sehingga kelaparan dapat disingkirkan melalui penerapan syariat Islam secara kaffah yang dapat mengakhiri penderitaan masyarakat di dunia yang dilanda bencana kelaparan.
Wallaahu a'lam bish-shawwab
Komentar
Posting Komentar