Peningkatan Ekonomi Tanggung Jawab Negara
Oleh : Sri Idayani
Aktivis Dakwah
Melansir dari Suara. com, bahwa saat menyampaikan pengantar di hadapan wakil sekitar 40 negara partisipan dalam The 2nd UN Tourism Regional Conference on the Empowerment of Women in Tourism in Asia and The Pacific, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo mengenalkan tentang tokoh keseteraan gender Tanah Air, Ibu Kartini. Serta menyatakan pentingnya peran kaum hawa dalam bisnis pariwisata.
Kondisi dunia saat ini memaksa perempuan untuk ikut andil dalam peningkatan ekonomi. Dengan dalih mewujudkan kesetaraan gender, perempuan juga harus produktif seperti kaum laki-laki. Perempuan yang bekerja atau yang dapat menghasilkan materi dipandang baik karena dapat membantu perekonomian keluarga. Sebelumnya perempuan di dorong untuk menjadi pelaku UMKM yang mendapat bantuan dari pemerintah agar meningkatkan perekonomian serta membuka lapangan kerja. Kini perempuan di minta untuk terjun dalam sektor pariwisata agar berdaya dan menarik minat wisatawa.
Jika perempuan di sibukkan dengan hak yang sifatnya materi, lantas bagaimana degan nasib generasi yang seharusnya mendapat pendidikan dari perempuan/ibu. Sistem kapitalis merampas hak dan kewajiban perempuan, seharusnya perempuan berhak atas nafkah dan pemenuhan kebutuhan hidupnya bukannya ikut ambil peran dalam mencari materi. Kemudian kewajiban perempuan sebagai ummu wa rabbatul bait yakni ibu dan pengurus rumah tangga. Dimana peran ibu harus mengurus dan mendidik anaknya. Jika pengurusan anak dan pendidikan anak di serahkan pada orang lain, maka hal itu tentu akan merusak pola asuh yang seharusnya datang dari ibu.
Mengapa sektor pariwisata yang di incar untuk membangun kesejahteraan, padahal ada sektor lain yang lebih menjamin kesejahteraan. Jika sektor pariwisata yang di kembangkan tentu lebih banyak mudharat yang terjadi dari perwujudan kesetaraan gender yang merampas hak perempuan yang seharusnya dijamin kesejahteraannya, namun harus ikut ambil bagian. Negara saat ini abai dengan tanggung jawabnya terhadap perempuan.
Kemudian dengan berkembangnya sektor pariwisata tentu akan meningkatkan pembangunan di sekitar sektor pariwisata yang menarik wisatawan. Yang dapat menjadikan awal mula beredarnya khamar. Karena sudah dapat dipastikan jika target wisatawan adalah wisatawan asing, tentu khamar akan menjadi hal lumrah ada di sekitar sektor pariwisata.
Lantas sektor apa yang seharusnya di kembangkan di negeri ini? Pemanfaatan sumber daya alam yang seharusnya di lirik pemerintah jika ingin mensejahterakan rakyat, bukan sektor pariwisata yang hanya memberikan sedikit keuntungan. Sumber daya alam di Indonesia sangatlah banyak seperti gas bumi, gas alam, batu bara, bauksit, pasir besi, emas, timah, tembaga, nikel, mangan, belerang, aspal hingga yodium.
Begitu banyak sumber daya alam yang dapat di kelola negara untuk mensejahterakan rakyat. Namun sayang sumber daya alam yang begitu banyak bukan negara yang mengelola, justru pihak asing yang mengelolanya. Jika negara yang mengelola tentu akan membuka banyak lapangan kerja bagi rakyat dan mensejahterakan. Dari tenaga ahli dan profesional akan memberdayakan rakyat itu sendiri. Bukan seperti saat ini tenaga ahli dan profesional di datangkan dari luar negeri sedangkan rakyat pada bagian pekerjaan berat dan kasar saja.
Dalam islam kepemilikan umum seperti sumber daya alam akan di kelola negara, apabila sumber daya alam tersebut tidak dapat langsung di gunakan rakyat. Seperti halnya gas bumi, batu bara dan lainnya yang memerlukan pengelolaan, negara hadir dalam proses pengelolaannya kemudian mendistribusikannya pada rakyat. Namun jika sumber daya tersebut berlebih dari kebutuhan rakyat negara akan mengekspor sumber daya alam tersebut dan keuntungannya akan masuk ke Baitul Mal lalu akan di gunakan untuk rakyat seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis dan lainnya. Tentu hal ini sangat mensejahterakan rakyat tanpa harus menuntut perempuan dalam perkembangan ekonomi.
WalLaahu a'alam bi ash-shawaab
Komentar
Posting Komentar