Maraknya Mahasiswa Bundir, Potret kelam Sistem Pendidikan Sekuler
Oleh : Pena Senja
Aktivis Dakwah Remaja
Dikutip dari (jawapos).radarsemarang – kasus kematian Aulia Risma Lestari, mahasiswa PPDS Anestesi Undip yang bunuh diri karena diduga tak kuat atas perilaku bullying yang dialaminya, kian menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Semarang, Jawa Tengah. Sebelum kasus bunuh diri dokter muda asal Tegal itu, ternyata telah terjadi beberapa kasus serupa yang terjadi dibeberapa kampus negeri maupun swasta di semarang. Penyebab bunuh dirinya pun beragam mulai dari perundungan, persoalan asmara, depresi, utang pinjol, hingga tekanan dalam proses belajar di kampus. Setidaknya ada tujuh deretan kasus bunuh diri mahasiswa di Semarang.
Tidak hanya di Semarang, di UGM (Universitas Gadjah Mada) seorang mahasiswa meninggal bunuh diri dikamar indekostnya di Kapanewon Mlati, kabupaten Sleman, senin (12/8). UGM membenarkan adanya peristiwa ini. “Benar, mohon pemberitaannya yang kalem karena prihatin ke keluarga yang baru berduka”, Kata sekretaris UGM Andi Sandi melalui pesan singkat, selasa (13/8). Andi Sandi menyatakan, mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), “Mahasiswa FMIPA, Ilmu computer angkatan tahun 2021” jelasnya. Selama ini UGM telah berupaya mencegah dan meminimalisir kasus bunuh diri mahasiswa. “ Upaya yang sudah dan sedang dilakukan adalah dengan melakukan screening kesehatan mental bagi seluruh mahasiswa ketika mereka mengisi KRS”, katanya. Screening itu member peringatan bagi kampus. Apabila ada mahasiswa yang terindikasi mengalami gangguan mental, Unit Layanan Kesehatan Mental akan menanganinya.
Kenyataan ini sungguh sangat miris, pendidikan tinggi seharusnya mencetak generasi menjadi orang – orang kuat menghadapi persoalan hidup dengan bekal ilmu, tetapi faktanya pendidikan tinggi saat ini malah menjadikan generasi bermental rapuh dan selalu berada di bawah tekanan. Sistem pendidikan saat ini membuat generasi tidak memiliki prinsip hidup yang kuat. Akhirnya mereka tidak mampu berpikir benar menentukan tujuan hidup dan capaian tertinggi sebagai seorang manusia. Generasi saat ini kehilangan arah dan lelah dalam menjalani sistem kehidupan yang menuntut segala sesuatu berdasarkan materi. Pendidikan seperti ini adalah hasil dari pendidikan sistem sekulerisme kapitalisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan materi sebagai orientasi, hal ini lah yang membunuh potensi besar mahasiswa sebagai makhluk intelektual.
Agama sebagai fondasi berpikir justru dihilangkan dan dianggap sebagai keburukan pribadi. Kondisi ini diperparah dengan statement yang menakut nakuti mereka agar tidak mengikuti kajian islam di luar jam kuliah mereka karena kajian islam dianggap radikal. Di perkuliahan mereka di jenuhkan dengan orientasi materi yang tidak bertepi yang menyebabkan kondisi kejiwaan mahasiswa makin rapuh, karena dipaksa untuk tidak mengenali agama sebagai jalan hidup.
Dalam islam orang yang berilmu adalah orang yang bertakwa. Maka pendidikan yang diberikan kepada generasi pun seharusnya pendidikan yang yang mampu mencetak mereka memiliki kepribadian islam.
“Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian yang islami (syakhsyiah Islamiah) dan membekali dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kehidupan Metode pendidikan dirancang untuk merealisasikan tujuan tersebut. Setiap metode yang berorientasi bukan kepada tujuan tersebut dilarang” (mukadimah Dustur pasal 167). Keberadaan pendidikan tinggi, pendidikan yang sistematis setelah pendidikan sekolah. Karena itu tujuan pendidikan tinggi adalah peningkatan kepribadian islam secara intensif, tujuannya adalah agar para mahasiswa bisa memantau persoalan – persoalan kursial termasuk kemampuan mengatasinya dengan pemberian tsaqofah islam pada mahasiswa tanpa memandang spesifikasinya.
Selain itu untuk membentuk himpunan ulama yang mampu melayani kemaslahatan hidup umat dan juga mampu menyusun rencana jangka pendek maupun jangka panjang strategis. Makna kemaslahatan hidup adalah kepentingan menjaga kelestarian hidup umat. Tujuan sistem pendidikan ini hanya akan terwujud dalam sistem islam atau khilafah.
wallahu a'lam bishawab
Komentar
Posting Komentar