Merindukan Guru Hebat untuk Mencetak Genarasi Berkualitas
Oleh Haura (Pegiat Literasi)
Hari Guru
Tanggal 25 November 2024 merupakan hari guru ke 30. Perayaan Hari Guru Nasional tahun ini mengusung tema bertajuk “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema tersebut dipilih untuk menjadi dukungan dan apresiasi pada seluruh guru yang ada di Indonesia. Menggambarkan bagaimana peran guru hebat yang mendedikasikan waktunya untuk mendampingi dan membina generasi muda Indonesia dalam membangun Indonesia jadi bangsa yang kuat.
Kemendikdasmen berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi bagi ASN PNS, PPPK, maupun guru non-ASN. Dengan kesejahteraan yang lebih baik, guru diharapkan dapat meningkatkan dedikasi mereka dalam mendidik generasi bangsa.
Menteri Abdul Mu’ti juga menyoroti pentingnya perlindungan hukum bagi guru. Kemendikdasmen menjalin kerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk menjamin keamanan guru dari segala bentuk intimidasi dan kekerasan. www.menpan.go.id.
Kompleksitas Persoalan Guru
Guru memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Kemendikdasmen menegaskan pentingnya peran guru dalam menciptakan generasi emas Indonesia yang berdaya saing tinggi. Namun, hari ini ada banyak persoalan yang terjadi pada guru. Mulai dari gaji tidak layak terlebih bagi para tenaga honorer, guru hanya dianggap sebagai pekerja yang gajinya masih ada dibawah UMR hingga ada banyak guru yang terjerat pinjaman online. OJK merilis data 42% masyarakat yang terjerat pinjaman online ilegal adalah guru.
Untuk menuntaskan masalah tersebut, OJK terus mendorong edukasi keuangan atau training for trainers bagi guru-guru. OJK juga mempunyai program khusus untuk guru-guru yang menyasar semua guru hingga dosen. Adapun edukasi ini mencakup literasi keuangan baik dari sekup konvensional maupun syariah. Terbaru, OJK meluncurkan program Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) bagi guru, pendamping, pengurus yayasan di Pondok Pesantren.
Dalam menjalankan profesinya, seringkali guru menjadi korban kriminalisasi dari orang tua siswa. Hal ini menunjukkan guru tidak memiliki jaminan perlindungan dalam melakukan proses pendidikan kepada siswanya.
Namun, di sisi lain guru juga banyak yang melakukan perbuatan kontraproduktif terhadap profesinya. Melanggar moral dan norma-norma agama. Di antaranya guru menjadi pelaku bullying, kekerasan fisik dan seksual, hingga terlibat judi online. Padahal perilaku tersebut seharusnya tidak terjadi pada guru yang notabene sebagai role model bagi para siswanya.
Dilansir detikEdu, Federasi Serikat Guru Indonesia mencatat, setidaknya ada 202 anak yang menjadi korban dalam 22 kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah, baik satuan pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) maupun Kementerian Agama (Kemenag) dan 31,08 persen pelaku adalah guru.
Korban Sistem Rusak
Sederet fakta di atas sebagai akibat diterapkannya Sistem Sekularisme Kapitalistik. Hal ini berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi guru dalam mendidik generasi. Penerapan Sistem Sekularisme Kapitalistik berhasil melepaskan guru dari pemahaman Islam sebagai ideologi yang benar sehingga pola pikir dan pola sikap yang terbentuk adalah pemisahan agama dari kehidupan. Wajar, jika setumpuk persoalan guru tidak kunjung dapat diselesaikan.
Penerapan Sekularisme Kapitalistik juga tidak mampu menjaga wibawa dan kesejahteraan guru, gagal mewujudkan sistem pendidikan yang bermartabat dan mencetak generasi berkualitas. Sebab negara tidak memiliki tanggung jawab penuh dalam mengurus persoalan pendidikan.
Minimnya gaji guru di tengah tuntutan dan biaya hidup tinggi memaksa mereka untuk mencari tambahan penghasilan sehingga tidak fokus terhadap tugasnya. Ditambah lagi beban administrasi pendidikan, berbagai macam karakter siswa yang harus dihadapi saat ini terpola oleh bebasnya ruang digital serta berbagai UU menjadikan tugas guru semakin berat.
Sistem Islam Melahirkan Guru Hebat dan Generasi Berkualitas
Islam menghormati ilmu dan pembawanya. Di antaranya adalah guru. Dalam Islam, guru adalah sosok yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia. Islam memandang guru sebagai orang yang berilmu dan memiliki peran penting dalam membangun generasi. Sebab Pada hakikatnya, guru mendidik dan mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:
"Hamba yang paling dicintai Allah Swt. setelah para nabi dan syuhada adalah para guru."
Dalam melahirkan guru yang hebat, Islam memiliki mekanisme yang tertib dalam memperlakukan guru, di antaranya menjaga pola pikir dan pola sikap guru, memberikan jaminan kesejahteraan dan gaji yang adil, memberikan jaminan keamanan dan perlindungan.
Untuk terwujudnya sistem pendidikan yang sehat, sistem Islam memiliki langkah strategis dalam menjaga pola pikir dan pola sikap para guru melalui pembinaan berbasis aqidah Islam. Pembinaan yang berkelanjutan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Meskipun sebagai seorang guru namun juga tetap sebagai seorang murid yang harus belajar dan dibina oleh gurunya guru agar memastikan pemikiran dan sikapnya selalu terjaga.
Di samping itu, negara memberi jaminan kesejahteraan dengan memberikan gaji yang layak lagi adil kepada guru agar dapat fokus menjalankan tugasnya mendidik anak-anak generasi penerus peradaban. Baitul Mal mengalokasikan anggaran untuk kepentingan pembiayaan atau gaji semua pihak yang terlibat dengan pelayanan pendidikan seperti guru dan semua stakeholder terkait.
Negara juga menjamin keamanan dan perlindungan terhadap guru. Islam sangat menganjurkan anak didik dan orang tuanya memiliki adab terhadap guru sehingga guru merasa aman dalam proses belajar mengajar. Seandainya pun terjadi kriminalisasi terhadap guru, Islam memeliki sistem keamanan dan perlindungan melalui sistem hukumnya yang tegas.
Sejarah Islam mencatat kegemilangan pendidikan melalui karya-karya intelektual Islam seperti Para Imam Madzhab yang kaya dengan kitab-kitab fiqihnya, Ibnu Sina yang memiliki kontribusi besar dalam bidang kedokteran, Ibnu Batutah seorang cendekiawan Maroko yang berkontribusi pada bidang geografi dan navigasi, Jabir Ibnu Hayyan yang lahir di Irak berkontribusi penting dalam perkembangan ilmu kimia dan masih banyak lagi. Tentu Hal itu tidak terlepas dari bimbingan para guru yang ada pada sistem Islam masa itu.
Allahu A'lam bi Showab
Komentar
Posting Komentar