NASIB PETERNAK SUSU SAPI DITENGAH MARAKNYA INPOR SUSU
- Oleh : Nurkamsiah (Aktivis Muslimah)
- Sebanyak 50 ribu liter susu dibuang di TPA Winong Boyolali, sebagiannya digunakan untuk mandi susu di tugu susu Boyolali Jawa tengan, aksi ini dilakukan oleh para peternak susu, pengepul, dan agen susu sebagai bentuk protes atas pembatasan kuota susu oleh IPS ( Industri Pelelolaan Susu) pada Sabtu 9 September 2024.
- Aksi serupa dilakukan olah PT.Nawasena Setya perkasa (NSP) dengan membuang susu diperkebunan di Pasuruan Jawa timur, aksi ini juga dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan pembatasan kuota susu oleh IPS (Industri Pengelolaan susu ).
- "Betul, itu susu segar yang kami buang karena kami kecewa adanya batasan kuota kiriman susu ke pabrik," ujar Bayu Aji Handayanto, Direktur PT NSP kepada Kompas.com, Sabtu (9/11/2024).
- Dalam aksi ini sebanyak 160 ton susu telah dibuang.
- Sebelum ada pembatasan, pengiriman susu per hari bisa mencapai 100 ton-200 ton. Akan tetapi, saat ini hanya sekitar 40 ton.
- Pembatasan kuota susu lokal yang diterima IPS karna meningkatnya susu impor,
- Indonesia tercatat mengimpor susu sebanyak 257,3 ribu ton sepanjang 2024 alias naik 7,07 persen, atau sekitar 79 persen susu yang dikonsumsi indonesia berasal dari impor menurut data BPS (badan pusat statistik).
- Negara penyuplai susu berasal dari negara Selandia baru, Australia, Amerika, Prancis hingga Malaysia. Dan Selandia baru merupakan negara penyuplai terbanyak dengan volume impor mencapai 102,97 ribu ton dan nilai 386,78 juta dolar AS.
- Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) mengungkapkan industri membatasi penyerapan susu dari peternak karena alasan keamanan pangan bagi konsumen.
- Direktur Eksekutif AIPS Sonny Effendhi mengatakan pembatasan mau tidak mau dilakukan industri karena kualitas susu peternak dalam negeri tidak sesuai standar perusahaan. Susu peternak dalam negeri mengandung bahan-bahan tertentu yang tidak aman ketika dikonsumsi masyarakat. CNNindonesia.com.
- Sementara menurut Menteri koperasi Budi arie setiadi ada dua faktor yang menyebabkan banjirnya susu impor. pertama, terkait dengan aturan impor bea masuk yang rendah atau bahkan digratiskan untuk produk susu.
- Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 101 Tahun 2009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk atas Impor Produk-produk Susu tertentu, besaran bea masuk ditetapkan sebesar 5 persen.
- Kedua, adanya perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang membebaskan bea masuk bagi negara negara yang menjadi mitra dagangnya. Perjanjian inilah yang di ambil oleh negara eksportir seperti Selandia Baru dan Australia.
- "Negara-negara pengekspor susu memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia yang menghapuskan bea masuk pada produk susu, sehingga membuat harga produk mereka setidaknya lima persen lebih murah dari pengekspor susu global lainnya," kata budi arie dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koperasi.
- Susu merupakan produk atau kebutuhan pangan yang harusnya menjadi perhatian pemerintah mengingat susu merupakan minuman penting bagi setiap generasi karna manfaat kesehatan yang dikandungnya yang merupakan kebutuhan bagi masyarakat agar tercipta masyarakat yang sehat, dengan perkembangan dan pertumbuhan yang baik termasuk bagi anak anak. Karna masyarakat yang sehat, kuat serta cerdas akan menentukan kualitas SDM bagi negara.
- Memang Indonesia masih sangat bergantung pada impor pangan termasuk susu. Padahal indonesia termasuk negara agraris yang kaya akan sumber daya alam termasuk dalam hal pertanian dan peternakan. Tanah yang subur serta curah hujan yang tinggi membuat tanaman sangat mudah tumbuh, maka seharusnya peternakanpun subur dan berkualitas.
- Harusnya Indonesia tidak lagi mengimpor bahan pangan bahkan bisa bersaing dipasar internasional. Atau setidaknya tercipta negara swasembada pangan atau kemandirian pangan, dengan ini masyarakat yang berprofesi sebagai petani juga bisa sejahtera mengingat masyarakat Indonesia banyak yang berprofesi sebagai petani.
- Menurut badan pusat statistik (BPS) jumlah petani diindonesia sebanyak 27.799.280 jiwa atau sekitar 29,96% dari jumlah penduduk Indonesia, dengan luas lahan 70 juta ha.
- Jika saja pertanian dan peternakan menjadi perhatian pemerintah tentu Indonesia tidak akan mengimpor susu atau bahan pangan lainnya. Pemerintah tentu akan memperhatikan pertanian dan peternakan dalam hal kualitasnya dengan menyediakan kebutuhan pertanian yang mudah terjangkau dan murah bahkan gratis seperti kebutuhan pupuk, pakan ternak yang berkualitas atau bahan yang menghasilkan pakan berkualitas, kebutuhan air dan lain lain.
- Namun sayangnya solusi yang ditawarkan pemerintah terkait dengan pembatasan kuota susu oleh IPS nampaknya jauh panggang dari api, solusi ala sistem demokrasi kapitalisme sungguh pragmatis bahkan bisa menambah masalah baru.
- Hilirisasi susu adalah solusi yang ditawarkan pemerintah terkait dengan banyaknya susu yang tidak terserap oleh IPS.
- Menkop Budi Arie Setiadi mendorong koperasi-koperasi susu di Indonesia untuk melakukan hilirisasi produk agar bisa mengatasi masalah kelebihan produksi yang tidak terserap oleh IPS. Ia juga menyatakan pihaknya sudah memerintahkan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk menyediakan pembiayaan bagi koperasi susu yang membutuhkan penguatan modal agar bisa meningkatkan volume dan kualitas produksi dan mendorong koperasi susu mulai memasuki rantai hilirisasi produk.
- Padahal dengan adanya hilirisasi susu justru akan memberikan peluang kepada para eksportir susu untuk membuat pabrik sendiri di indonesia seperti Vietnam yang sudah tertarik membangun IPS di Poso Sulawesi tengah, begitu juga Qatar telah ada 11 ha lahan yang disediakan untuk membangun pabrik susu diindonesia.
- Dengan solusi ini justru akan memunculkan masalah baru bagi peternak susu, atau IPS lokal berupa persaingan ketat dengan para investor asing. Dan yang pasti persaingan ini akan dimenangkan oleh para pemilik modal.
- Padahal Islam punya solusi paling baik dalam segala permasalahan termasuk impor susu yang mematikan produk susu dalam negeri sebenarnya telah ada dalam Islam.
- Dalam sistem Islam segala kebutuhan rakyat berupa sandang, pangan, papan akan disesiakan oleh negara dengan kualitas terbaik serta harga terjangkau, termasuk susu karna susu merupakan kebutuhan manusia yang kaya akan manfaat bagi kesehatan.
- Selain kebutuhan dasar yang akan dipenuhi dengan baik, kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas pemerintah Islam dengan memberikan dukungan penuh untuk setiap profesi rakyatnya termasuk para petani atau peternak.
- Dukungan yang diberikan berupa penyediaan alat alat pertanian, bibit atau ternak yang berkualitas, pakan yang mudah dijangkau serta berkualitas pula, infrastruktur yang memadai serta memenuhi fasilitas pengelolaan sampai ke pendistribusian.
- Kalaupun ada impor yang dilakukan negara maka impor tersebut dipastikan tidak mengganggu produk dalam negeri atau impor baru akan dilakukan jika dalam produk dalam negeri tidak ada.
- Karna dalam sistem Islam seorang Khalifah memahami bahwa amanah yang diembannya akan ia pertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT serta satu satunya harapan seorang khilafah (pemimpin) adalah keridhoan Allah semata, bukan haus kekuasaan, apalagi karna materi.
- Dalam Islam seorang khilafah atau pemimpin sangat memahami posisinya sebagai pemimpin, Rasullah Saw bersabda
- Rasulullah saw., “Imam/khalifah itu laksana penggembala (ra’in) dan hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
- Juga dalam hadis, “Imam adalah perisai, di belakangnya umat berperang dan kepadanya umat melindungi diri. Jika ia menyuruh untuk bertakwa kepada Allah dan ia berbuat adil, dengan itu ia berhak mendapatkan pahala. Sebaliknya, jika menyuruh selain itu, ia menanggung dosanya.” (HR Muslim).
- Maka pemimpin akan berpegang teguh pada Alqur'an dan hadist dalam menerapkan setiap aturan dalam negeri, sehingga tercipta masyarakat yang sejahtera. Mengingat standar berbuat para penguasa bukan standar materi melainkan keridhoan Allah SWT.
- Wallahu a'lam bissawab
Komentar
Posting Komentar