BERKAH HIDUP GENERASI DALAM SISTEM YANG SHAHIH
Oleh: Liza khairina
Sudah tak terhitung, kasus demi kasus remaja kita berhembus. Seperti semilir angin panas di telinga, di mata dan di hidung para orang tua dan pemuka. Menyesakkan dada, meronta harus menyalahkan siapa dan harus berbuat apa. Peristiwa pembunuhan, pemukulan, perzinahan, narkoba, tawuran, perundungan dan penyimpangan lainnya seperti melekat pada remaja kita. Remaja kehilangan arah di saat produktifnya usia dan masa menjelajahnya. Para orang tua merana dengan sekuat tenaga menyemai kasih sayangnya tanpa support lingkungan yang ada.
Hari ini ketika genderang digitalisasi ditabuh. Kontrol penguasa dan sistem tak menjadi jaminan baiknya masa depan generasi. Sebab agama dihilangkan dengan alasan modernisasi. Agama dianggap candu yang menghambat kemajuan zaman. Agama sengaja dikerdilkan pada urusan-urusan ibadah dan akhlak, hubungan dengan Tuhan saja. Padahal Agama adalah kontrol alami yang datang dari Sang Pencipta manusia, kehidupan dan alam semesta. Bagaimana bisa sejuknya Islam yang datang dari haribaanNya tidak didengar. Sementara teriakan penjajah Barat dengan sekulerismenya memenuhi langit-langit setiap rumah. Padahal itu lahir dari keterbatasan manusia yang menihilkan agama.
Sadarlah kita, karena telah lahir dengan disambut adzan dan iqamah. Seharusnya siap mendeklarasikan pada seluruh makhluk bahwa mengakui Allah sebagai Pencipta dan Pengatur segala. Maka sangat tidak pantas mengemudiankan agama dalam urusan-urusan sesama. Islam memiliki semua perangkat aturan yang menyelamatkan manusia dan generasi. Islam punya setiap apapun yang dibutuhkan manusia. Hatta pada urusan menguap saja islam mengaturnya, apalagi pada tatakelola negara dan masyarakat, tentu Islam lebih memperhatikannya. Islam sempurna dan menyeluruh yang datang dari Dzat Mahasempurna dan Dzat Yang Mengetahui yang dekat maupun yang jauh.
Islam telah, sedang dan akan terus membentengi umat dengan aqidah yang shahih dan fitrah. Membentuk generasi dengan tidak hanya berorientasi dunia, tapi orientasi pandangannya jauh ke negeri akhirat yang kekal selamanya. Kepribadian yang dihasilkannya tumbuh tangguh dan bernas. Tidak bersumbu pendek, cemas, apalagi culas dengan mengambil jalan pintas sebagaimana hari ini kita telah menyaksikannya pada generasi yang dibesarkan oleh sistem kapitalisme sekuler.
Islam memilik sistem pendidikan yang mengajarkan bagaimana menyelesaikan persoalan. Islam memiliki sistem sosial yang unik, kebal dari serangan budaya luar. Islam memiliki sistem politik yang meniscayakan melayani dan mengarahkan, bukan membiarkan semau generasi sendiri. Tentu kunci sistemnya ada pada takwa individu, takwa masyarakat dan takwa negara. Satu kepemimpinan Islam kaffah untuk seluruh dunia.
Lihatlah generasi emas yang lahir dari peradaban Islam. Mereka tumbuh tangguh dengan bekal takwa di pundaknya. Seluruh mata dunia tertuju pada mereka atas prestasinya yang tidak hanya dikenal dan diakui penduduk bumi, tapi juga dikenal penduduk langit. Pada usianya yang masih belia. Mereka menorehkan tinta emas, menghadiahkan kemenangan, kemajuan dan kebangkitan bagi umat manusia. Dan mereka dibesarkan dengan pondasi agama yang kuat, dan itu tentunya adalah support sistem Islam sebagai pijakannya. Sehingga mampu menjelajah bumi membebaskan manusia dari penghambaan kepada sesama menuju penghambaan kepada Allah semata. Itulah kepemimpinan Islam yang mampu merengkuh dua pertiga dunia.
Ada pemuda Zaid bin tsabit, usianya baru 13 tahun. Beliau penulis wahyu, penghafal Quran. Dalam 17 malam mampu menguasai bahasa Suryani dan menjadi penerjemah Rasul saw. Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin Afrah, usia 13-14 tahun menjadi tentara Rasul saw dalam perang Badar. Mereka berhasil membunuh panglima kafir Quraisy Abu Jahal. Abdurrahman An-Nashir pada usia 21 tahun membawa Andalusia (hari ini Spanyol) pada puncak keemasannya dengan menganulir berbagai pertikaian dan membuat kebangkitan sains yang tiada duanya. Muhammad Al Qasim pada usia 17 tahun menaklukkan India sebagai jenderal yang agung pada masanya
Dan banyak lagi para ksatria muda penakluk dunia, ilmuan muslim dengan polymatenya dalam berbagai bidang keilmuan. Para pemuda yang telah membawa umat pada cahaya kegemilangan, sebab masa produktif dan idealismenya generasi muda saat itu diapresiasi dan dimanfaatkan sebaik mungkin demi kemaslahatan umat. Begitulah berkah hidup generasi dalam sistem yang shahih. Allahu akbar![]
Komentar
Posting Komentar