Sistem Ekonomi Islam Mampu Mengentaskan Kemiskinan

Sistem Ekonomi Islam Mampu Mengentaskan Kemiskinan


Oleh : Desti Marzuliantini, SKM


Sistem kapitalisme mengentaskan kemiskinan adalah sebuah ilusi nyata, Untuk apa hanya sekedar menyeru pengentasan kemiskinan tanpa bukti nyata masih memiskinkan rakyat.


Betapa miris penyumbang penduduk miskin adalah dari sektor pertanian yang hasil panen dibeli penadah murah dan tak sesuai dengan dijual kembali jadi mahal sementara kebutuhan lain mahal.Di lansir dari Tirto



Kemiskinan tidak akan dapat dituntaskan selama masih berpegang pada sistem kapitalisme karena dalam sistem ini berlaku hukum yang kuat yang menang, Yang menang adalah yang punya uang banyak yang bisa memiskinkan yang lain. Baik dalam merebut jabatan ataupun kekuasaan maka orang yang calak dalam kapitalisme adalah pemenang sekaligus penindas bagi yang miskin. 



Kaya jadi teman dan miskin harus disingkirkan. Itulah daya pikir oligarki. Semena-mena dengan yang miskin. Tak ada rasa kasihan sedikitpun dengan yang miskin maka hanya khayalan saja para kapitalisme akan bisa mengentaskan kemiskinan.



Sementara negara hanya berperan sebagai regulator. Melihat saja apa yang terjadi dan bila tidak mau didemo kasih bansos uang tutup mulut rakyat jika pemimpin salah tetap disayang. Bansos pun tak bisa membuat yang miskin jadi kaya.



Kemiskinan hari ini akibat penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Sistem memperalat orang miskin menjadi budak alat kekayaannya. Contohnya saja bekerja pegawai ada yang 8 jam sehari dibayar 100.000 rupiah ada juga yang mengajar privat 2 jam 50.000 rupiah maka hal ini tidak signifikan apa lagi barang naik dan mahal. 


 

Kekayaan sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh negara justru diserahkan/dikelola oleh pihak asing. Keuntungan hanya untuk segelintir orang saja, sedangkan rakyat makin tambah miskin apa lah arti kekayaan alam hanya dijual ke asing bukan untuk kesejahteraan rakyat. 



Kapitalisme juga menyebabkan kapitalisasi sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Pupuk mahal, saprotan tak terjangkau petani, sehingga petani rugi. Pembangunan jor-joran, menyebabkan banjir, petani dirugikan. Terjadilah kemiskinan secara sistemik. 



Alhasil terlalu sia-sia hanya sekedar menyeru. Maka dari itu tak ada bukti yang nyata. Contoh Negara Malaysia takkan membiarkan adanya para pengemis di jalanan alias bersih jika ada maka akan diurusin sampai mapan. Inilah negara yang bisa dicontoh bagaimana pedulinya mereka dengan seorang pengemis dan dibina untuk jadi orang kaya. 


Jika tinggal di perbatasan Malaysia dan Indonesia maka pelayanan publik yang terbaik terhadap rakyat miskin adalah Malaysia. 


Maka mengapa Indonesia tidak meniru Malaysia yang juga tak pernah menaikkan harga BBM. Apalagi harga naik transportasi. Sangat murah dan terjangkau tak repot beli kendaraan. 


Hanya sekedar contoh yang takkan bisa ditiru Indonesia walaupun sama kapitalisnya. 



Berharap pada negara lain sebagaimana seruan indonesia dalam G20 juga tak mungkin karena semua berpegang pada sistem kapitalisme. Apalagi tidak ada makan siang gratis. Karena segala serba bayar. Apalah daya serba mahal. 


Membuat rakyat tak mampu beli walau market dimanapun . Jika ada yang bisa beli dicari harga murah sesuai dengan isi di dompet



Hanya islam saja yang mampu menjamin semua kebutuhan hidup manusia. Dimana sistem ekonomi islam yang tanpa riba, gaji tinggi dan memadai memenuhi kebutuhan hidup, yang pasti takkan jadi bodoh karena sistem islam membuat orang pintar dalam berekonomi islam karena ada pendidikan islam  yang wajib bagi setiap umat islam belajar al qur an dan hadist sebagai kebutuhan dasar untuk menjalankan kehidupan sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. 



Maka sistem ekonomi Islam meniscayakan negara memiliki sumber pemasukan yang banyak serta mampu menjamin kesejahteraan rakyat dan menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan. Tidak susah mencari pekerjaan dengan ijazah yang susah payah dibuat di sekolah. Tapi apa hasil dari belajar ilmu islam bisa dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu 'a'lam bi ash shawab 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak