Haji Gagal Karena Visa Dibatalkan Sepihak, dimana Bentuk Tanggung Jawab Negara?

 


Oleh: Zahra

(Aktivis Dakwah Remaja)


Komnas Haji mengungkapkan calon jamaah haji reguler asal Bandung Heri Risdyanto bin Warimin berangkat ke Tanah Suci bersama istri dan kedua orang tuanya. Kegembiraan mereka mendadak berubah menjadi kesedihan dan duka mendalam. Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj menceritakan tidak lama setelah pesawat Saudia Airlines yang Heri tumpangi mendarat di Bandara Jeddah, Heri dinyatakan tidak lolos pemeriksaan. Padahal, semua dokumen lengkap Istri Heri mengecek sistem Haji Pintar milik Kemenag dan menemukan perubahan data pada akun Heri. Beberapa isian yang semula lengkap, ternyata raib. "Menurut pengakuannya, ada petugas haji dari Kemenag di bandara yang sempat datang, tetapi hanya sebentar lalu pergi dan tidak kembali," ujar Mustolih.


Kejadian tersebut bentuk dari lepasnya tanggung jawab Negara. Padahal sudah sangat jelas tertulis di dalam (Q.S Al-Maidah: 1) telah menjelaskan tentang janji (akad) di dalam Islam. Ayat tersebut juga menekankan pentingnya menjaga kesepakatan dan kewajiban yang telah diikat dalam berbagai bentuk, termasuk akad dalam berhaji. Dalam permasalahan bentuk ketidak mampuan negara dalam menyelesaikan perkara proses haji di indonesia. Sudah seharusnya pemerintah pasang badan dalam persoalan visa ini. 


Ibadah haji adalah simbol ketaatan kepada Allah SWT sekaligus simbol persatuan umat Islam sedunia. Namun,

tanpa kesadaran ideologis Islam secara global, semangat ketaatan total kepada Allah SWT dan semangat persatuan

umat Islam, yang terpancar dalam ibadah haji, akan segera pudar seiring waktu.

Oleh karena itu sudah saatnya umat Islam menjadikan ibadah haji sebagai momentum untuk membangun persatuan

hakiki di antara mereka. Persatuan hakiki ini tentu tak akan terjadi sampai umat Islam memiliki institusi pemerintahan

global yang menyatukan mereka. Itulah Khilafah 'alâ Minhâj an-Nubuwwah, sebagaimana yang telah disiyaratkan oleh Baginda Rasulullah saw.


wallahu a'lam bishawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak