Kasus Revitalisasi Pasar Cinde, Cermin Gagalnya Kepemimpinan dalam Sistem Sekuler
Kasus Revitalisasi Pasar Cinde, Cermin Gagalnya Kepemimpinan dalam Sistem sekuler
Oleh : husnul Khotimah, S.S,I M.pd
Kasus mangkraknya proyek revitalisasi Pasar Cinde di Palembang kini menyeret mantan Wali Kota Harnojoyo sebagai tersangka. Proyek yang seharusnya menjadi wajah baru ekonomi rakyat justru berubah menjadi bangunan tak bernyawa, menyisakan kerugian, kekecewaan, dan potensi korupsi. Ini bukan hanya soal proyek gagal, tapi cerminan dari kegagalan sistemik dalam kepemimpinan yang lahir dari sistem sekuler.
Pasar tradisional yang dulunya menjadi denyut nadi ekonomi rakyat kecil kini terbengkalai. Pedagang kehilangan tempat berjualan, konsumen kehilangan akses, dan negara kehilangan kepercayaan publik. Semua ini menguak satu kenyataan pahit: sistem kepemimpinan yang dibangun di atas sekularisme telah gagal mewujudkan kemaslahatan rakyat.
---
Sekularisme: Memisahkan Agama dari Kekuasaan
Dalam sistem sekuler, agama dipisahkan dari urusan pemerintahan. Akibatnya, nilai-nilai ketakwaan, kejujuran, dan tanggung jawab di hadapan Allah menjadi sesuatu yang asing dalam praktik kepemimpinan. Yang menjadi standar bukan lagi halal-haram, tetapi untung-rugi, citra politik, dan kepentingan elit.
Pemimpin dalam sistem ini lebih banyak berorientasi pada kepentingan proyek, investasi, dan pencitraan. Rakyat hanya menjadi objek, bukan subjek yang harus dilindungi dan dilayani. Inilah sebab mengapa proyek-proyek besar seperti revitalisasi Pasar Cinde seringkali hanya menjadi alat politik atau bancakan anggaran, bukan solusi hakiki untuk kebutuhan rakyat.
---
Islam Memiliki Standar Kepemimpinan yang Jelas
Islam memandang kepemimpinan (imamah/khilafah) sebagai amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Seorang pemimpin bukan hanya administrator, tapi pelayan umat yang wajib menegakkan keadilan, melindungi hak rakyat, dan memastikan kesejahteraan mereka. Rasulullah ﷺ bersabda:
> "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam sistem Islam, proyek publik seperti pasar tidak akan dijadikan ajang korupsi atau proyek mangkrak. Pengelolaan proyek akan diawasi secara ketat oleh negara dan masyarakat. Semua dana publik berasal dari baitul mal dan harus dikelola secara amanah dan transparan. Pemimpin yang terbukti menyalahgunakan kekuasaan akan dihukum dengan tegas sesuai hukum syariat.
---
Mengapa Kasus Ini Terulang?
Kasus seperti Pasar Cinde bukan yang pertama dan tak akan menjadi yang terakhir selama sistem yang membentuk mental dan perilaku pemimpin masih berbasis sekularisme. Kepemimpinan tanpa takwa, tanpa kontrol syariat, dan tanpa rasa takut kepada Allah akan terus melahirkan pemimpin yang lalai, oportunis, bahkan korup.
---
Solusi Islam: Kepemimpinan Bertakwa dalam Sistem Khilafah
Islam tidak hanya menawarkan individu yang saleh, tetapi sistem pemerintahan yang membangun karakter saleh. Dalam sistem Khilafah:
Pemimpin dipilih berdasarkan kriteria amanah dan kapabilitas, bukan popularitas.
Setiap keputusan harus selaras dengan syariat Islam, bukan semata asas manfaat.
Harta publik dikelola dengan penuh tanggung jawab untuk kepentingan rakyat.
Lembaga hisbah (pengawas pasar dan proyek) akan aktif memastikan tidak ada kecurangan dan pemborosan.
Pengawasan rakyat terbuka luas, termasuk hak untuk mengoreksi penguasa.
---
Kasus Pasar Cinde bukan sekadar kegagalan pembangunan fisik, tapi potret rusaknya sistem kepemimpinan dalam negara sekuler. Selama agama dijauhkan dari urusan pemerintahan, maka amanah akan dikhianati, dan rakyat akan terus dirugikan.
Islam hadir tidak hanya sebagai solusi spiritual, tapi juga solusi sistemik. Hanya dengan kembali pada sistem Islam yang kaffah, umat akan memiliki pemimpin yang benar-benar melayani dan bertanggung jawab, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
Komentar
Posting Komentar