Pengibaran Bendera One Piece di Hari Kemerdekaan: Simbol Ketidakadilan di Negeri Kapitalis
Oleh: Devi Ramaddani
(Aktivis Muslimah)
Fenomena pengibaran bendera bajak laut “One Piece” atau Jolly Roger marak di berbagai daerah, termasuk Samarinda, Kalimantan Timur, terutama jelang HUT Kemerdekaan RI ke-80. Bendera bergambar tengkorak bertopi jerami ini sejatinya adalah simbol kru bajak laut dalam serial anime Jepang One Piece, yang dikenal luas di kalangan anak muda. Awalnya hanya sekadar ikon budaya pop, namun di tangan sebagian warga, ia menjadi simbol protes diam terhadap kondisi bangsa yang dinilai semakin memprihatinkan.
Salah satunya dilakukan oleh Yadi Tandon (32), warga Samarinda yang sehari-hari berjualan air tandon. Ia sengaja memasang bendera Jolly Roger di mobil pikapnya sebagai bentuk kekecewaan terhadap situasi politik dan ekonomi. “Ini murni karena kecewa. Ada koruptor bebas malah disambut seperti pahlawan pulang perang. Pajak makin memberatkan, aturan makin aneh. Kami rakyat kecil cuma bisa protes begini,” ungkapnya. Sikap ini menggambarkan keresahan rakyat kecil yang merasa suaranya tak didengar.
(Kompas.com, 07 Agustus 2025)
Pemerintah dan aparat sebenarnya telah memberi peringatan soal pengibaran bendera ini, khususnya di momen kenegaraan seperti Hari Kemerdekaan. Kekhawatiran utamanya adalah simbol ini bisa disalahartikan sebagai bentuk provokasi atau upaya merendahkan simbol negara. Namun, fokus yang berlebihan pada bendera justru menutupi masalah substansial seperti penyelewengan kekuasaan, korupsi, dan kebijakan yang semakin menekan rakyat.
Khusus di Kalimantan Timur, realitas ini terasa lebih ironis. Daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti batu bara, minyak, dan gas justru menyisakan kesenjangan sosial yang lebar. Kekayaan alam tidak otomatis menghadirkan kesejahteraan bagi warga. Yang terjadi justru banjir berulang, jalan rusak akibat lalu lintas truk tambang, lubang bekas tambang yang merenggut nyawa, hingga pencemaran lingkungan. Semua ini adalah buah dari tata kelola SDA yang hanya menguntungkan segelintir elit dan investor.
Simbol One Piece dalam Islam merupakan hadlarah khas Barat, karena lahir dari pandangan hidup yang dibangun di atas akidah sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Meski terlihat hanya sebagai hiburan atau identitas penggemar, ia membawa narasi, nilai, dan budaya yang khas Barat, seperti glorifikasi bajak laut, kebebasan tanpa batas, dan pemberontakan terhadap otoritas tanpa panduan syariat.
Islam memandang kritik terhadap penguasa sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi munkar. Rasulullah bersabda, “Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di hadapan penguasa zalim.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). Kritik yang disampaikan rakyat, bahkan lewat simbol-simbol yang kreatif, merupakan wujud keprihatinan yang patut ditanggapi dengan bijak, bukan diberangus.
Dalam sejarah Islam, para khalifah justru menjadikan kritik sebagai pengingat dan pengontrol kekuasaan. Umar bin Khattab ra. pernah dikritik soal pembagian kain di hadapan khalayak, dan beliau menjawab dengan penjelasan terbuka tanpa marah atau memenjarakan pengkritik. Sikap seperti ini kontras dengan realitas hari ini, di mana kritik sering dibungkam dengan alasan merusak persatuan atau menodai simbol negara.
Karena itu, masalah yang perlu diselesaikan bukanlah “larangan bendera One Piece”, melainkan kezaliman nyata seperti korupsi yang menggurita, SDA yang dikuasai korporasi, dan hukum yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Islam mewajibkan negara mengelola kekayaan alam untuk kepentingan seluruh rakyat, memastikan keadilan hukum, dan membuka ruang kritik untuk memperbaiki kebijakan, bukan untuk membungkamnya.
Momen kemerdekaan seharusnya menjadi pengingat akan tujuan hakiki merdeka ialah terbebas dari penjajahan dalam segala bentuknya baik penjajahan asing, penjajahan ekonomi, maupun penjajahan sistem yang korup. Kemerdekaan sejati hanya akan terwujud jika kita kembali kepada sistem pemerintahan Islam yang kaffah, di mana penguasa adalah pelayan rakyat, hukum ditegakkan tanpa pandang bulu, dan kekayaan alam dikelola untuk kemakmuran bersama. Inilah kemerdekaan yang hakiki menurut Islam.
Wallahu a'lam bish shawwab
Komentar
Posting Komentar