KAPITALISME TIDAK BISA MENJAGA AGAMA


Oleh : Ummu Mumtazah


Sudah seringkali terjadi kasus penistaan agama, diantaranya menghina nabi,  membakar ayat suci Al Qur'an, melecehkan isi ayat suci Al Qur'an bahkan menginjak Al Qur'an. Semua ini terjadi di negeri yang mayoritas muslim, agama dianggap ajang sumpah untuk memuluskan keinginannya dan agar dapat dipercaya orang lain. Padahal, pembuktian sesuatu harus jelas dengan apa yang dilakukan bukan dengan berbohong apalagi menistakan agama.


Sungguh umat sudah jauh dari identitasnya sebagai kaum muslimin yang sejatinya harus memuliakan  agamanya dengan mengagungkan  ayat suci Al Qur'an dan menjaganya bukan dirusaknya. 

Beredar video seorang pria menginjak Al-Quran saat bersumpah di hadapan istrinya.

Pria yang mengenakan sarung tersebut membantah berselingkuh dan melakukan sumpah dengan Al-Quran agar istrinya percaya.

Setelah ditelusuri, pria yang ada dalam video adalah pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang bertugas sebagai Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke. Apakah dia orang Islam ? Ya, dia seorang muslim tetapi keislamannya harus dipertanyakan, karena menganggap Al Qur'an sebagai barang lain yang tidak berharga, padahal kitab Al Qur'an adalah satu- satunya pedoman hidup orang Islam, siapa saja orang yang berpedoman dan memuliakannya maka ia termasuk orang yang beruntung. 

Tribunnews.com


Kapitalisme Menyuburkan Penista Agama 


Sistem kapitalisme ini telah menumbuhsuburkan sekularisme dan meniscayakan banyak terjadi penistaan terhadap agama. Tidak ada perlindungan negara terhadap agama.


Dalam sistem sekuler, sanksi  yang diterapkan tidak memberikan efek jera terhadap  pelaku penistaan agama. Pelecehan  dan berbagai perilaku lainnya dibiarkan  tanpa ada bimbingan dan pengarahan.


Kenapa semua itu terjadi? Karena sistem yang digunakan saat ini adalah sistem yang rusak dan merusak. Akidah masyarakat pun rusak bagaikan tiada  kendali, ini disebabkan  penerapan sistem sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama dijadikan pengatur urusan pribadi dan  ibadah ruhiyah saja sehingga  tidak ada realisasinya dalam kehidupan yang akhirnya banyak bermunculan penistaan   terhadap agama. 


Islam Sangat Menjaga Agama


Berbeda dengan negara yang menerapkan aturan Islam dalam kehidupan, maka penistaan agama tidak akan terjadi. Dan  jika terjadi pun kemungkinannya sangat kecil karena negara berfungsi sebagai pilar, penjaga kemuliaan Islam, pelindung agama dan umat Islam. Sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, " Sesungguhnya imam itu junnah atau perisai." ( HR. Bukhari ).


Diperkuat lagi dengan perkataan Imam Al- Ghazali, " Kekuasaan dan agama adalah saudara kembar. Agama merupakan pondasi, sedangkan kekuasaan adalah penjaganya, apa saja tanpa pondasi akan hancur dan apa saja tanpa penjaga akan hilang. Maka tidak sempurna kekuasaan dan hukum kecuali dengan adanya pemimpin.


Dengan demikian untuk menghindari adanya penistaan  terhadap agama dan umat Islam, baik dari ucapan ataupun tingkah laku maka hanya bisa dilakukan dengan aturan Islam yang diterapkan oleh sebuah  negara secara kaffah. Penerapan aturan dan hukum-hukumnya  diterapkan kepada seluruh warga negara baik muslim maupun kafir ( dzimmi, mu'ahid, musta'man).


Maka, saatnya umat Islam berpindah dari sistem  rusak ke sistem yang akan menerapkan  Islam secara kaffah dalam setiap aspek  kehidupan yang berpedoman kepada Al Qur'an dan As Sunnah.


Wallaahu a'lam bish-shawwab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak