Mampukah Berkebun di Rumah Atasi Stunting?



Oleh: Yeni Sri Wahyuni


Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ciamis, Andang Firman, mengungkapkan betapa pentingnya ketahanan pangan keluarga dalam upaya mengatasi masalah stunting. Pemenuhan gizi keluarga bisa didapat dari lingkungan rumah dengan memaksimalkan penggunaan lahan di sekitar rumah mereka. Contohnya, dengan melakukan penanaman sayuran seperti cabai dan kacang, serta memelihara hewan ternak. Dengan memiliki kebun di pekarangan, tidak perlu membeli cabai atau sayuran. Hal itu ia sampaikan setelah menghadiri Milangkala Paguyuban Jagabaya Galuh ke-1 di Gedung Organda Ciamis. (Pikiran-rakyat.com, 21/07/2024)


Stunting masih menjadi permasalahan di hampir semua daerah, termasuk di Ciamis.

Masalah stunting bukanlah masalah yang baru, melainkan masalah lama yang tak kunjung usai. Stunting adalah kondisi kurangnya asupan gizi pada anak yang menyebabkan terganggu pertumbuhannya, sehingga dapat berdampak negatif terhadap kecerdasan hingga produktivitas generasi kedepannya. Adapun faktor penyebab tingginya angka stunting, yaitu kesehatan kurang baik pada ibunya saat hamil serta kurangnya asupan gizi pada awal kehidupan dan masa balita dikarenakan pola pengasuhan yang kurang tepat, serta kurangnya sarana air bersih dan sanitasi. 


Mengatasi stunting memerlukan keterlibatan berbagai pihak, serta harus dilakukan secara fundamental dan menyeluruh dengan menganalisis akar masalah secara benar. Jika dicermati, akar permasalahan dari stunting ada pada kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Rendahnya kesejahteraan disebabkan oleh penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang menghalalkan pengelolaan sumber daya alam dikuasai oleh swasta maupun asing, membuat negara kesulitan membuka lapangan pekerjaan untuk rakyatnya. Sehingga, rakyat dibiarkan berjuang sendiri dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. 


Selain itu, penerapan ekonomi kapitalisme pun berdampak pada mahalnya harga-harga kebutuhan pokok rakyat. Hal ini semakin mempersulit kaum ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi anaknya. Adapun upaya pemerintah dalam mengatasi stunting berupa pemberian tambahan makanan, susu gratis, atau makan siang gratis, tentu tidak berefek signifikan dan tidak memutus rantai stunting. Apalagi dengan menyarankan para ibu untuk berkebun sendiri sebagai jalan atasi stunting yang sudah darurat. Solusi ini hanya bersifat parsial dan tidak menyentuh akar permasalahannya, maka wajar jika masalah stunting belum mampu diatasi secara tuntas.


Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur segala aspek kehidupan. Islam memberikan solusi untuk segala problematika hidup, termasuk mengatasi permasalahan stunting. Dalam Islam, stunting bisa dicegah dengan beberapa upaya, diantaranya: pertama, negara wajib menyediakan infrastruktur kesehatan yang memadai bagi seluruh warga tanpa kecuali, terutama ibu hamil dan balita. Bahkan akses dan layanan kesehatan diberikan secara gratis, baik dalam rangka pemeriksaan, rawat jalan, perawatan intensif, pemberian nutrisi tambahan, ataupun vaksinasi.


Kedua, negara wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Termasuk menjamin hal-hal dalam proses pemenuhannya seperti membuka peluang bagi para ayah untuk mudah mendapatkan pekerjaan sebagai jalan memenuhi nafkah. Maka stunting akan teratasi, terlebih dukungan negara bagi masyarakat untuk memperoleh sembako murah, mudah dan berkualitas melalui sistem ekonominya.


Ketiga, adaya edukasi terkait gizi yang diberikan pada masyarakat. Salah satunya dengan adanya jaminan pemenuhan pendidikan untuk seluruh warga, sehingga masyarakat akan memiliki kepekaan literasi dan memahami edukasi yang diberikan. Keempat, negara melakukan pengawasan dan pengontrolan berkala agar kebijakan negara seperti layanan kesehatan, akses pekerjaan, stabilitas harga pangan, hingga sistem pendidikan, serta penggunaan anggaran dapat berjalan secara amanah.


Segala upaya yang dilakukan negara untuk mencegah stunting merupakan bentuk tanggung jawab negara pada rakyatnya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw., 


"Imam/khalifah itu laksana penggembala dan dialah yang bertanggung jawab terhadap gembalaannya." (HR. Bukhari dan Muslim)


Dengan demikian, sudah saatnya mencampakkan sistem kapitalisme yang terbukti gagal mengatasi permasalahan stunting dan beralih menerapkan sistem Islam secara menyeluruh (kaffah).


Wallahu a'lam bishshowab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak