TIDAK ADA KALIMAT DIPLOMASI DENGAN ZIONIS ISRAEL

Oleh: Liza khairina (Ibu Rumah Tangga)


Lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) menemui Presiden Israel  Isaac Herzog. Hal ini dibagikan oleh salah satu tokoh muda NU yang ikut serta dalam kunjungan ke Negara Israel, Zainul Ma'arif. Melalui Instagramnya dia mengunggah foto bersama teman-temannya sedang bertemu dengan Presiden Israel. Sambil menulis keterangan pada fotonya "Berkunjung langsung dengan Presiden Israel". "Saya bukan Demonstran, melainkan Filsuf Agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan." Jelas dia dalam tulisannya. Tentu saja hal ini menimbulkan banyak komentar dari netizen. (detik.com, 15 juli 2024).


Sungguh mengenaskan dan tidak sadar diri. Seorang Muslim dengan bangga duduk bersama penjagal saudara Muslimnya. Senyam-senyum jeprat-jepret dan mengatakan pada dunia bahwa dirinya bukan demonstran yang anti Israel, juga pemboikot produk israel. Apa ini bukan kehinaan namanya! Di saat saudaranya dibunuh secara keji dan menjerit kelaparan. Mereka malah asyik meminta restu dunia dengan alasan menyampaikan gagasan. Sudah jelas keliru dirinya duduk-duduk dengan musuh, masih sempat tebar aura membanggakan aktivitas bengkoknya dipublikkan ke media. 


Merugikan bagi dunia Islam sudah jelas. Menguntungkan bagi musuh-musuh Islam juga sudah pasti. Masih kembali ke tanah air dengan berbagai upaya pembelaan. Tidak ada yang didapat dari bersalaman dengan penghancur peradaban kecuali kehinaan di hadapan musuh-musuhnya dan kemunafikan di hadapan saudara-saudaranya. Kenapa harus menggadaikan agamanya hanya demi dunia fana. Bukankah nikmatnya Islam dan iman sudahlah cukup. Sedangkan mereka orang-orang Zionis Israel begitu hina sebab kedengkian mereka dengan pengakuannya yang timpang, tidak mengakui persaksian Muhammad  saw sebagai Rasul Allah swt.


Orang-orang Yahudi Israel adalah kaum terlaknat yang sejak zaman Nabi saw sebagai pembuat masalah dan mengingkari perjanjian. Bahkan Al-Quran mengabadikan sebagai kaum yang sombong dan suka membunuh nabinya. Itulah kenapa selamanya kaum Muslimin harus terus mewaspadainya sebagai musuh yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi duduk bersama dengan alasan diskusi.


Lihatlah bagaimana mereka telah mengusir kaum Muslimin Palestina dan merampas tanahnya. Bahkan tidak segan-segan membunuh kaum Muslimin secara brutal. Mereka kaum Zionis tidak kenal kalimat selain perang. Peperangan yang tidak pernah seimbang itu sampai hari ini terus kita saksikan di depan mata dunia. Anak-anak, kaum ibu dan para laki-lakinya. Baik muda dan dewasa ditangkapi tanpa ampun. Bangunan-bangunan dihancurkan, mata air dicemari, bantuan-bantuan makanan dihalau sehingga rakyat Gaza dalam derita panjang.


Saat sebagian besar penduduk dunia berduka, mereka para intelek malah bercengkerama atas nama perdamaian. Dimana hati dan pikiran yang sehat. Padahal Alquran yang sampai hari ini terus di tangan, di hati dan pikiran kaum Muslimin mentadabburinya. Begitu jelas  dalam ayat-ayat hukmiyahnya, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela pada kaum Muslimin sehingga kaum Muslimin mengikuti cara hidup mereka. Dalam ayat yang lain juga Allah swt telah melarang dengan tegas untuk tidak menjadikan orang-orang Yahudi sebagai teman setia. Dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51:


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَا لنَّصٰرٰۤى اَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِ نَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ


"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."


Rasulullah saw juga dalam banyak haditsnya sudah mengabarkan bagaimana karakter orang-orang Yahudi itu: Mereka menghalalkan yang haram, suka memutarbalikkan fakta, menyampaikan sebagian ilmu dan menyembunyikan bagian ilmu lainnya. Yahudi adalah kaum yang ingkar dan sesat, selalu memerangi kaum Muslimin. Dan banyak lagi watak orang-orang Yahudi yang sampai hari ini kita saksikan sebagai watak yang tidak pernah lekang meski zaman telah berubah. Sejak zaman dulu ketika para nabi memimpin mereka, kemudian dilanjutkan saat para khalifah memimpin dunia. Hingga hari ini ketika umat Islam tidak lagi memiliki perisai. Sabda Rasul saw dari Abu Hurairah ra:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ


Artinya: "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata: "Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia." Kecuali (pohon) Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi." (HR Al-Bukhari, Muslim).


Yahudi adalah musuh kaum Muslimin sejak dulu, kini dan hingga nanti menjelang hari kiamat tiba. Sungguh adalah kerugian harkat dan martabat kaum Muslimin. Ketika seluruh dunia menyuarakan perang dan mengutuk Israel sebagai pelaku genosida paling buruk sepanjang zaman, saudaranya malah berkunjung beramah tamah dengan wajah yang hangat dan sumringah. 


Seandainya Rasul saw ada di tengah-tengah kaum Muslimin hari ini, Beliau akan bersikap tegas pada orang-orang Islam yang mengikuti maunya orang-orang Yahudi. Bahkan pernyataan perang terbuka untuk mengubur kesombongan orang-orang Yahudi pasti disampaikan. Sebagaimana dahulu Rasulullah saw mendeklarasikannya dalam peristiwa pengepungan benteng Khaibar. Wujud nyata tegasnya risalah Islam dalam membungkam kesombongan Yahudi atas kepemimpinan umat Islam di Madinah. Wallahu a'lam.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak