KENAPA MESKI MAKAN SIANG GRATIS?


Oleh : Ummu Mumtazah

Setiap permasalahan  yang terjadi saat ini imbas dari penataan hidup yang jauh dari aturan, ketika ada  penyelesaian masalah  pun tidak sampai menyelesaikan hanya sekedar penyelesaian sementara tidak sampai ke akar permasalahannya.

Seperti masalah yang terkait tumbuh kembang anak ( stunting ) dan isu  ketahanan pangan yang merupakan isu global pemecahannya dengan wacana program makan siang gratis, susu gratis dan susu ikan gratis. Semua itu dilakukan seolah  demi rakyat untuk kebaikan dan peningkatan kualitas generasi,  padahal dibalik itu ada pihak yang berkepentingan yaitu korporasi dan oligarki. www.cnnindonesia.com

Dari fakta yang terjadi tersebut, kritikus mengatakan susu ikan mungkin bukan alternatif terbaik bagi anak-anak, mengingat kadar gulanya yang tinggi dan kurangnya dukungan ilmiah yang memadai mengenai manfaat kesehatan jangka panjangnya," bunyi laporan The Strait Times berjudul 'Fish milk instead of cow's milk? Idea for Prabowo's free lunch scheme creates a stir in Indonesia'.

Pernyataan tersebut selalu dikaitkan dengan rezim yang berlaku sekarang, ketika ada masalah pasti penyelesaiannya dengan berbagai kebijakan yang diatur sesuai aturan yang mereka buat bukan aturan yang berasal dari Sang Pencipta.

Watak Kapitalisme

Watak dan tabi'at para penguasa saat ini lebih cenderung kepada para pemilik modal ( korporasi ) yang senantiasa menjadi pendukung rezim untuk memuluskan semua kepentingannya demi meraih keuntungan dari  negeri-negeri kaum muslim.  Negara sebenarnya hanya menunggangi isu generasi untuk mensukseskan proyek industrialisasi.

Sekularisme kapitalisme, ternyata sistem yang tidak pro rakyat apalagi kesejahteraan rakyat seperti terkait masalah yang berhubungan dengan masyarakat, negara lepas tangan dalam pengurusan masyarakat terkait kebutuhan pokoknya.

Pemberian makan gratis  hanya akan memberikan  peluang bagi para kapitalis untuk mendapat keuntungan dan bisnis.

Dengan demikian, dalam  sistem kapitalisme sekularisme  selamanya tidak akan  mewujudkan   kesejahteraan  rakyat karena penguasa lebih memilih pengusaha yang nyata-nyata telah merebut semua hak rakyat. 

Seharusnya masyarakat sadar jangan mau di lenakan dengan pemberian  makan gratis dengan alasan untuk meningkatkan kualitas generasi. Padahal yang dibutuhkan generasi adalah semua kebutuhan  pokok, termasuk pendidikan, kesehatan bahkan keamanan, sehingga kualitas generasi pun dapat terwujud. Satu-satunya yang bisa menyelesaikan semua permasalahan  dalam setiap aspek hanyalah dengan  hukum yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu Islam. 

Islam Menjamin Kebutuhan Rakyat 

Kebutuhan masyarakat dan generasi  bukan hanya makan gratis saja tetapi masyarakat butuh lapangan pekerjaan yang memadai sehingga bisa memenuhi kebutuhan keluarga nya sehingga dapat memberikan makanan yang layak dan memenuhi syarat gizi yang baik.

Dalam Islam, pemerintah/penguasa adalah institusi yang bertanggung jawab terhadap seluruh persoalan  hidup rakyatnya, terlebih untuk pemenuhan kebutuhan primer, seperti kecukupan gizi masyarakat.

Dalam Islam, negara harus memastikan bahwa setiap kebijakan atau program yang dibuat akan mampu menyelesaikan permasalahan yang bukan hanya akan menambah persoalan saja dan semua kebijakan atau program yang dibuat akan membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat.

Kepemimpinan dalam islam ikhlas melayani umat dan mempunyai perhatian khusus pada jaminan kualitas generasi dengan pemenuhan kebutuhan pokok secara maksimal dan berkualitas. Terkait dengan keberlangsungan peradaban yang ditopang oleh generasi kuat fisik dan kepribadian  Islam. Dan negara Islam juga punya kemampuan mensejahterakan rakyat dengan konsep Baitulmal yang kuat pula.


Walhasil, dengan penerapan  Islam secara keseluruhan akan membawa kebaikan dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan. Namun hal itu tidak akan pernah terwujud dalam sekularisme kapitalisme. Hal tersebut dapat diwujudkan hanyalah dengan penerapan Islam kaffah dalam bingkai Daulah Islamiyah (Khilafah).



Wallaahu a'lam bish shawwab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak