Butuh Support Negara Cegah Stunting

 

Oleh: Tri Siswoyo (Aktivis Dakwah)


Dinas Kesehatan Kota (DKK) menggelar Gerakan Aksi Bergizi di Balikpapan Sport and Convention Center (BSSC) Dome, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 18 Oktober 2024 lalu. Kegiatan itu diikuti 1.300 remaja putri, merupakan perwakilan dari SMP/MI dan SMA/SMK, yang juga berjalan di seluruh sekolah Kota Balikpapan.


Kepala DKK Balikpapan, Alwiati mengatakan, tujuan Gerakan Aksi Bergizi ini adalah program pemerintah untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan pada remaja putri atau siswi sekolah. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya gizi seimbang, kesehatan remaja, dan cegah anemia melalui minum tablet tambah darah. 


Dijelaskan masa remaja adalah periode krusial dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, atau gerakan aksi bergizi berperan penting. Khususnya dalam pencegahan stunting dengan fokus pada pemenuhan gizi terutama remaja putri. Dengan mengonsumsi makanan bergizi, sarapan sehat, minum tablet tambah darat, dan aktivitas fisik itu kontribusi pada pencegahan anemia sehingga persiapan kesehatan reproduksi lebih baik, dan menurunkan risiko stunting.


Persoalan stunting tidak bisa kita lepaskan dari kesejahteraan masyarakat dan kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Masalah stunting hanya masalah cabang akibat tidak terpenuhi kebutuhan dasar. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar karena pendapatan rakyat lebih rendah dibanding pengeluaran. Kalau kita telisik lebih dalam penyebab stunting adalah kemiskinan yang tersistem.


Selama ini solusi sebatas pemberian tambah darah, vitamin dll yang disediakan oleh posyandu, sedangkan yang diperlukan makanan bergizi harus konsisten diberikan pada anak-anak tumbuh kembang. Bagaimana ingin memberikan semua itu kalau daya beli masyarakat rendah? Jika kondisi ini terjadi berlanjut maka angka stunting dan gizi buruk akan terus meningkat.  


Sistem demokrasi kapitalisme menyebabkan tingkat kemiskinan makin tinggi sedangkan pendapatan masyarakat rendah. Lapangan pekerjaan semakin sempit, tingginya harga kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Kondisi ekonomi yang semakin sulit mengakibatkan angka stunting dan gizi buruk naik.


Dalam sistem kapitalisme negara hanya sebagai regulator dan fasilitator bukan sebagai pelayan rakyat. Demokrasi yang berslogan dari rakyat oleh rakyat dan untuk Rmrakyat hanya teori semata.


Berbeda dalam Islam setiap individu berhak mendapatkan makanan bergizi, bukan hanya orang miskin saja. Negara bertanggung jawab penuh dalam mempermudah mendapatkan makanan bergizi, misalnya harga pangan terjangkau serta distribusi pangan merata di seluruh wilayah sehingga tidak terjadi kelangkaan pangan di suatu daerah. 


Apabila ada rakyat miskin negara akan memberikan zakat sampai keluarganya mampu. Laki-laki wajib bekerja dan negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan. Saat negara mengelola SDA pasti akan membutuhkan tenaga kerja yang banyak dengan demikian bisa mengurangi angka pengangguran. Jika laki-laki berkerja maka kebutuhan otomatis akan terpenuhi, gizi seimbang pun akan mudah diakses. Demikianlah sistem Islam mengatasi stunting semuanya itu butuh negara untuk menjalankannya. Wallahualam bishawab .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak