Israel Membabi-buta, Palestina Butuh Bantuan Nyata




Oleh : Ummu Mumtazah (Pegiat Literasi)


Hampir satu tahun lebih zionis kafir Israel menyerang membabi buta penduduk Palestina tanpa ada belas kasihan sedikitpun.

Selain membunuh anak-anak, para ibu dan semua yang tinggal di Palestina, zionis tersebut menyerang fasilitas-fasilitas kesehatan, pendidikan, tempat ibadah, bahkan tempat-tempat pengungsian. Semua itu diluar aturan perang. Serangan terus berlangsung hingga memakan korban ribuan bahkan jutaan. 

Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.603 warga Palestina dan melukai 99.795 orang, kata kementrian kesehatan.

Jumlah korban tersebut termasuk 84 kematian dalam 24 jam  sebelumnya, menurut kementrian.

Angka tersebut mungkin jauh lebih rendah dengan perkiraan 10.000 jenazah  yang masih terkubur di antara puing-puing bangunan yang hancur di seluruh Jalur Gaza.

dunia.tempo.co


Melihat fakta tersebut diatas apakah semua pemimpin muslim dibelahan dunia hanya diam dan mengecam saja atas kebiadaban zionis yahudi tanpa ada upaya untuk membantunya. Sungguh miris sekali sesama muslim tidak bisa membantu apalagi negara-negara Arab tidak bisa membantunya, bahkan PBB juga hanya bisa mengecam. Ini adalah pengkhianat yang besar terhadap saudara sesama muslim, terlebih mereka mempunyai kekuasaan dan  pasukan tetapi seolah tidak bisa berbuat apa-apa.


Nasionalisme, Penghalang Kepedulian Sesama Muslim 


Walaupun  di seluruh dunia banyak negeri-negeri yang mayoritas penduduknya muslim, tetapi mereka tidak bisa memberikan  bantuan  layaknya kepada sesama saudaranya yang sedang kesusahan dan ditimpa musibah yang terus berkelanjutan. Ini penyebabnya adalah nasionalisme/sekat-sekat bangsa, para pemimpin kaum muslimin hanya bisa memikirkan  negaranya sendiri, urusannya sendiri bahkan demi keuntungan dan kepuasan tega membiarkan saudaranya tertindas tanpa belas kasihan dan rasa kemanusiaan. Kini kaum muslimin di seluruh dunia bagaikan buih di lautan jumlahnya banyak tetapi tidak berdaya dan seolah tidak ada karena hidupnya mengekor kepada Barat dalam setiap aspek kehidupan. 


Dalam sistem kapitalisme demokrasi, manusia hidup individualistis, mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan  saudaranya yang muslim.


Dalam sistem Kapitalisme sekularisme telah melahirkan Nasionalisme yang  menghalangi pemimpin negeri muslim untuk bergerak nyata membela Palestina dengan jihad. Dengan kecintaannya kepada harta  dunia, kekuasaan dan jabatan membuat hati  mereka mati tidak bisa merasakan penderitaan sesama saudara muslimnya sendiri. Sebenarnya mereka bukan menjadi harapan  umat untuk membebaskan Palestina.


Nasionalisme telah membatasi ruang gerak kaum muslim untuk membantu saudara, ini dikarenakan keamanan bukan berada ditangan kaum muslimin sehingga kaum muslim tidak berdaya dan buta dengan fakta yang nyata didepan mata sampai  memalingkan muka dan takut dengan rekayasa Barat yang memperdaya.


Hanya Islam yang Mempersatukan


Sebagai kaum muslim tentunya harus membangun  kesadaran agar dapat terus bersuara menuntut pemimpin negeri muslim untuk segera mengirimkan pasukannya dengan sepenuh kekuatan untuk berjihad di tanah Palestina. 


Selayaknya penjajahan,  pembantaian  dan penguasaan di tanah  Palestina oleh zionis Yahudi, harus mengingatkan kembali pada pemimpin  Arab dan kaum muslim pada  3 hadits, yaitu terkait perlindungan darah dan harta kaum muslim, persatuan dan kesatuan kaum muslim berdasarkan akidah Islam, bukan atas dasar kebangsaan/Nasionalisme termasuk sekat-sekat bangsa  ( nation state ) yang akan menghancurkan persatuan  Islam, juga hadist terkait wajib adanya pemimpin / khilafah sebagai Junnah atau pelindung kaum muslimin. 


Dengan berbagai penderitaan dan kesengsaraan terhadap kaum muslim  diberbagai belahan  dunia, maka dibutuhkan satu pemimpin  yang bisa melindungi dan mengayomi seluruh kaum muslimin di dunia. 


Umat harus menyadari bahwa memperjuangkan  dan membela Palestina adalah amal yang sangat luar biasa besar pahalanya. Bukan sekedar pujian tetapi keistimewaan yang akan diperoleh bagi mereka yang turut membela Palestina. 


Walhasil, umat tidak akan  bisa membela Palestina kecuali dengan persatuan dan kesatuan untuk terus berjuang dan mendakwahkan penerapan Islam Kaffah menuju penegakan syariat Islam di bawah naungan Khilafah ala minhajinnubuwwah yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.


Seharusnya seluruh umat muslim bangga terhadap dirinya sehingga bisa berjuang bersama-sama   untuk mewujudkan tegaknya syariat Islam dimuka bumi ini melalui kelompok dakwah yang terus menyadarkan umat  akan posisinya sebagai umat terbaik dan wajibnya memiliki seorang pemimpin dalam institusi Khilafah. 



Wallohu a'lam bi ash- shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak