MARRIAGE IS SCARY, REALLY?
Beberapa pekan belakangan ini muncul sebuah kalimat "marriage is scary" yang artinya menikah itu menakutkan. Tak heran kalimat ini muncul pemicunya adalah hantaman berita yang luarbiasa terjadi tentang kehidupan rumah tangga yang penuh drama. Dramanya pun tidak tanggung-tanggung, yaitu kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi. Mulai dari kalangan influencer selebriti yang notabene tinggal di kota besar hingga kasus yang terjadi di pelosok negeri.
Dilansir dari detikNews.com 14 Agustus 2024 Selebgram Cut Intan Nabila mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, Armor Toreador. Intan Nabila dipukul berkali kali oleh suaminya. Berita dari Sumenepkab.go.id, 10 Oktober 2024 dikabarkan Suami bacok istri hingga tewas diduga dalam pengaruh narkoba. Motif dari pembunuhan tersebut adalah ketika sang istri tidak ingin tinggal di rumahnya lagi, suami menjadi marah dan melakukan pembacokan dengan menggunakan celurit.
Ditinjau dari sisi psikologis disampaikan oleh Ghozali Rasyid Affandi, SP MA dalam artikelnya. Menjelaskan beberapa penyebab perasaan dari tren marriage is scary antara lain: Pertama, ketakutan akan kegagalan menikah mungkin dari trauma masa lalu atau pengalaman orang terdekat. Kedua, ketidakpastian tentang masa depan. Ketiga, tekanan untuk memenuhi harapan sosial. Keempat, ketakutan akan kehilangan kebebasan. Kelima, takut akan perubahan kehidupan. Keenam, berdalih belum siap (Umsida ac.id, 19 Agustus 2024).
Melihat beberapa faktor penyebab married is scary di atas, maka menjadi wajar fenomena ini terjadi. Hal ini pun apabila media tidak berimbang maka akan mempengaruhi pola pikir masyarakat, terlebih anak muda. Dampak dari hal ini bisa sangatlah fatal, yaitu generasi menjadi menunda atau bahkan menghindari yang namanya pernikahan. Sehingga secara tidak langsung generasi akan mengubah nilai atau pandangannya terhadap pernikahan.
Mengingat rasa cinta manusia adalah sebuah fitrah, maka generasi akan mencari pengganti dari aktivitasnya selain pernikahan seperti seks bebas, kumpul kebo, kebutuhan atas dasar manfaat dan lain sebagainya. Maka hal ini adalah bahaya dan akan menjadi semakin parah bila dibiarkan.
Sudah saatnya manusia kembali kepada tuntunan syariat Islam yang diberikan oleh Sang Pemberi Syariat yaitu Allah SWT. Pernikahan tentunya merupakan jawaban itu sendiri dari fitrah manusia yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagai manusia kita wajib merenungi syariat tersebut yang dibuat oleh Dzat Yang Maha Mengetahui seluk beluk manusia.
Bila ditelusuri ada berapa banyakkah orang-orang yang terselamatkan kehormatannya dengan menikah? Berapa banyak laki-laki yang tersenyum mendapatkan seorang istri. Berapa banyak seorang wanita yang tersenyum dan bahagia mendapatkan perlindungan dari seorang suami. Tidakkah lebih menakutkan efek dari perbuatan gaul bebas yang berujung seks bebas, kehamilan di luar nikah, aborsi hingga mengidap HIV/AIDS? Sementara grafik prosentase remaja yang terjebak aktivitas di atas semakin meningkat.
Sungguh hal-hal di atas dikarenakan ruang lingkup pemikiran kita sebagai manusia telah diliputi oleh pemahaman sekulerisme, buah dari sistem kapitalisme. Sekulerisme membuat kehidupan dunia itu jauh dari nilai-nilai agama sehingga wajar di dalam berbuat sesuatu tidak sertamerta disandarkan kepada halal dan haram, bahkan di dalam rumah tangga sekalipun.
Sebuah podcast dari Ustadz familiar di Indonesia yaitu Ustadz Ismail Yusanto, ketika ditanya apa kata kuncinya sehingga pernikahan menjadi sesuatu yang membahagiakan? maka Ustadz Ismail Yusanto memberikan jawaban, pertama adalah ibadah, kedua adalah ketaatan kepada Allah. Yaitu bagi seorang suami, bapak sekaligus pemimpin rumah tangga menjalankan kewajibannya. Dan seorang istri sebagai ummun wa rabbatul bait menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya yang akan membawa keridhaan Allah SWT. Sebagaimana doa yang disematkan dalam setiap akad nikah, barakallahulakuma wabaraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fi khairin.
Jadi apabila pernikahan itu benar prosesnya sejak awal, maka akan mengantarkan pada hakikat pernikahan yang sesungguhnya. Menjadi penting bagi kita semua untuk mendudukposisikan makna pernikahan agar praktik pernikahan tidak menjadi sesuatu yang menakutkan.[]
Komentar
Posting Komentar