Emosi Tak Terkendali, Buah dari Sistem Kapitalisme

 



Oleh : Ummu Mumtazah (Pegiat Literasi)

Emosi tidak terkendali menyebabkan salah seorang terperangkap godaan syetan yang penuh kesesatan. Dalam kondisi tersebut, seseorang bisa melakukan apa saja diluar kehendak bahkan tanpa kendali keimanan.

Ini terbukti pada seorang pelajar yang membunuh pelajar lainnya disebabkan karena cintanya ditolak hingga berujung kematian.

Di Lamongan, Jawa Timur, akhirnya terungkap. Korban adalah FPR (16), seorang pelajar SMK yang dibunuh oleh teman dekatnya sendiri. Kasus pelajar bunuh pelajar ini terjadi karena cinta pelaku ditolak korban.

Polres Lamongan telah menangkap dan menetapkan AI (16) sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan yang terjadi pada Jumat (10/1/2025). Menurut keterangan polisi, pembunuhan ini telah direncanakan oleh pelaku dan dilakukan di lokasi tempat jasad ditemukan. Beritasatu.com

Selain motif pembunuhan yang dilakukan oleh pelajar tersebut karena penolakan cinta hingga berujung kekerasan dan pembunuhan, peristiwa tersebut juga disebabkan beberapa faktor. Mulai dari lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral dan pengabaian terhadap kesehatan mental dikalangan remaja. 

Selain itu juga, lingkungan sosial yang kurang suportif juga berkontribusi memperburuk kondisi tersebut. Ditambah lagi  dengan dukungan media hari ini, menjadi 'Guru' generasi yang rendah literasi. Penyebab terjadinya kondisi tersebut adalah karena kehidupan yang diatur dengan  sistem Sekularisme  Kapitalisme.

Sistem Kapitalisme, Pemicu Emosi

Karena asasnya kapitalisme, maka selain segalanya diukur dengan materi maka jika terjadi suatu masalah penyelesaiannya ditempuh dengan jalan pintas seperti pembunuhan, bunuh diri dan lain sebagainya. Ini membuktikan bahwa dalam sistem kapitalisme tidak menjamin keselamatan dan keamanan jiwa manusia.

Sistem Sekularisme membuat para generasi  jauh dari agama sehingga tidak bisa membedakan antara halal dan haram sehingga jauh dari keimanan. 

Disisi lain, kapitalisme sekularisme menjadikan standar materi dalam kehidupan atau pemenuhan keinginan seseorang. Sehingga ketika tujuannya tidak terpenuhi, maka mereka dapat menghalalkan segala cara dalam pemenuhannya. Yaitu dengan melampiaskan emosi sesuai dengan hawa nafsunya.

Dengan demikian, berbagai persoalan generasi  yang terjadi membutuhkan sistem yang mampu  memberikan solusi komprehensif, yaitu sistem Islam.

Sistem Islam Meredam Emosi

Sistem Islam sejatinya mampu memberikan solusi yang mengarah kepada penyelesaian secara hakiki dan mendalam. Apalagi dalam mengarahkan para remaja dalam keadaan labil tidak karuan, yaitu dengan menjadikan pendidikan bukan hanya berfokus pada aspek akademis saja, tetapi juga lebih kepada pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri dan pemahaman yang benar terhadap  hubungan antar manusia. Dengan kata lain, pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia yang berkepribadian Islam.

Sistem Islam juga, memiliki seperangkat aturan terkait pergaulan  antara laki-laki dan perempuan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Karena dengan sistem pergaulan Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syara, supaya hubungan antara remaja laki-laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batas wajar dan tidak menyimpang. Selain itu juga mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral atau memicu konflik emosional.

Dengan adanya penerapan Islam secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, maka  kasus-kasus tragis seperti pembunuhan  yang terjadi di kalangan remaja dapat dicegah mulai dari akar permasalahannya. 

Dan yang tak kalah penting, supaya terhindar dari perilaku-prilaku yang menyimpang, maka negara memberikan peran untuk memberikan sanksi atas prilaku kejahatan sehingga memberikan efek jera terhadap para pelakunya dan hukum pun bisa ditegakkan sehingga tidak menimbulkan kezhaliman yang berulang. 

Dengan diterapkan Sistem pergaulan Islam maka para remaja/pelajar dapat mengoptimalkan  potensinya untuk kebaikan dan amal sholih. Sehingga menjadi generasi hebat taat syariat dan memahami  ilmu yang dipelajari untuk senantiasa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wallaahu a'lam bi ash- shawwab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak