Kebakaran Los Angeles, Karma atas Genosida Palestina?
Oleh: Syahraeni, S.P
Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, California yang terjadi sejak Selasa (7/1), terus menunjukkan dampak mengkhawatirkan. Dilansir dari detikNews, update data sementara yang dirilis pada Jumat (10/1/2025), kebakaran tersebut telah mengakibatkan kerusakan lebih dari 13.000 bangunan, korban tewas sebanyak 11 orang, dan hampir 180.000 warga terpaksa mengungsi. Petugas pemadam kebakaran setempat menyebut insiden ini sebagai yang terparah dalam 16 tahun terakhir.
Berdasarkan analisis perusahaan AccuWeather, kebakaran tersebut menimbulkan kerugian hingga US$150 miliar atau sekitar Rp2.430 triliun.
Kebakaran bermula di kaki bukit timur laut Los Angeles, dekat dengan kawasan cagar alam. Dalam hitungan jam, api dapat menyebar dengan cepat karena angin Santa Ana yang kecepatannya mencapai 160 km/jam. Angin ini menjadi salah satu faktor utama yang mengakibatkan penyebaran api mencapai wilayah pegunungan dan kaki bukit.
Selain angin kencang dan kurangnya hujan sebagai penyebab kebakaran, para ahli juga mengatakan perubahan iklim mengubah kondisi latar belakang dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran tersebut. (Liputan6.com, 11-01-2025)
Banyak warganet mengaitkan insiden kebakaran ini dengan sikap pemerintah dan elite AS terhadap genosida yang terjadi di Palestina. Dalam sebuah pidato konferensi pers di Palm Beach, Florida, Rabu (8/1/2025), Donal Trump mengancam akan “melepaskan neraka ke Gaza” jika sandera Israel tidak segera dilepaskan. Ancaman yang disampaikan itu kemudian ditafsirkan sebagai penyerangan bombardir bagi Palestina. Meski naasnya, kejadian yang nampak seperti "neraka" itu lebih dahulu terjadi di California, sebelum Trump menunaikan janjinya.
Dalam pandangan Islam, setiap peristiwa, termasuk bencana alam, dipandang sebagai bagian dari ketetapan Allah. Namun, peristiwa seperti ini juga mengandung hikmah agar mengingatkan kita pada tanggung jawab akan amanah dalam menjaga bumi yang telah Allah titipkan. Allah swt berfirman ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya” (QS. Al- A'raf :56).
Lain sisi, Amerika Serikat sebagai negara adidaya, dengan kecanggihan teknologi yang tidak diragukan lagi, dibarengi asas negara (ideologi) yang tak mengaggap adanya andil Tuhan dalam pengaturan hidup manusia, berujung kewalahan menghadapi bencana kebakaran yang melanda sebagian wilayahnya. Insiden ini justru menunjukkan bahwa alam dan seisinya jauh berada diluar kuasa manusia meski dengan secanggih apapun kehidupan yang diciptakan.
Dalam hidup ini, ada banyak cara Allah mengingatkan manusia akan kekuasaannya. Di masa Rasulullah SAW, saat perang khandaq misalnya, dimana kaum yahudi dan kafir quraisy bersatu untuk menyerang Rasulullah, Allah berikan bantuan kepada kaum muslimin berupa angin topan yang berhembus sangat dahsyat ke arah para pengepung hingga tak ada satu tenda pun yang tersisa. Seluruhnya hancur tertiup angin. Angin ini yang menyebabkan pasukan kafir lari, mereka meninggalkan ketakutan dan menderita kerugian.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al Ahzab ayat 9:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan."
Saat ini, AS mengklaim dirinya sebagai negara paling berkuasa didunia hingga dapat melakukan apapun. Dukungan tiada henti terhadap genosida untuk menghancurkan Palestina, tanah barokah yang di anugerahkan Allah kepada kaum muslim. Seolah rakyat Palestina tidak memiliki daya dan upaya untuk melawan. Namun, sekali lagi Allah tegaskan bahwa perlindungan dan pembelaan Allah selalu ada kepada mereka yang menjaga amanah Islam.
Atas insiden yang terjadi, tentu kita bersedih, tapi kita tidak pilih-pilih dalam bersedih. Ada bencana yang lebih besar. Bencana di LA adalah musibah dan belum tentu akan terulang. Tapi genosida yang terjadi di Palestina masih tetap berlangsung, yang dilakukan oleh manusia dan disaksikan oleh manusia. Mungkin salah satu hikmah dari bencana ini adalah, ketika masyarakat Barat yang merasakan langsung musibah ini, mereka bisa kemudian menjadi lebih peka dan bisa memahami bagaimana penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Jika musibah seperti itu bagai kiamat bagi mereka, maka sesungguhnya yang terjadi di Palestina juga demikian.
Bagi pemimpin dan kaum muslim secara keseluruhan, sebagai manusia yang dikatakan oleh Rasulullah sebagai umat bersaudara, ancaman dan tindakan genosida Palestina harusnya menjadi bahan refleksi diri. Sudah sejauh mana kita membantu mereka. Dengan solusi tuntas atau hanya solusi pragmatis dua negara yang notabene disusun oleh Barat untuk menguntungkan mereka sendiri. Urgensi persatuan kaum muslim dibawah satu kepemimpinan adalah wajib. Sebab, hanya dengan bersatu kemudian bisa mengusir penjahahan atas tanah barokah Palestina.
Wallahua’lam bisshowab
Komentar
Posting Komentar