Gencatan senjata bukan solusi Palestina!!

Oleh : Aisyah, S.E (Aktivis Dakwah)

Kabar menggembirakan datang dari saudara seiman di negeri terjanji Palestina. Yah berita itu menggemparkan seluruh penduduk negeri karena ikut merasakan kebahagiaan yang selama ini jadi tuntutan.

Gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi berlaku di Jalur Gaza Palestina pada Minggu (19/1) pagi waktu setempat setelah sempat tertunda selama tiga jam (CNN Indonesia, 20/1/2025).

Mirisnya, selang beberapa waktu setelah gencatan senjata berlaku, para penghianat itu benar-benar melampaui batas. Zionis Israel tetap membabi buta, membombardir, membunuh, menembak, dan tindakan keji lainnya kepada rakyat sipil.

Militer Israel melancarkan operasi penyerbuan di area Jenin di Tepi Barat ketika gencatan senjata berlangsung di Jalur Gaza. Sedikitnya 10 orang tewas akibat operasi militer Tel Aviv pada Selasa (21/1) waktu setempat tersebut. (Detik News, 22/1/2025)

Solusi tuntas yang coba dunia tawarkan agar gencatan senjata diberlakukan, agar tidak ada lagi rakyat sipil yang jadi korban kebiadaban zionis Israel.

Solusi itu sudah terwujud, tapi apakah ada perubahan? Jawabannya "TIDAK SAMA SEKALI!!''. Lantas apa sebenarnya yang harus dilakukan? Jawabannya "JIHAD DAN KHILAFAH".

Ayok belajar bersama untuk menelaah lebih jauh, bahwa solusi itulah yang tuntas.

Perlu diketahui bahwa Palestina dari tahun 1948 sudah terjajah oleh Zionis Israel yang pembantaian besarnya terjadi mulai awal Oktober 2023. Palestina sudah lama terjajah, sudah banyak menyuarakan kemerdekaan wilayah ini, namun sampai detik ini masih ada saja yang syahid, mulai dari anak kecil sampai lansia jadi sasaran.

Banyak solusi yang ditawarkan, namun genosida terus terjadi. Berbagai negara tak berdaya untuk menghentikan genosida itu, bahkan keamanan PBB pun tak berkutik.

Lalu sampai kapan terus begini? Ayoklah bangkitkan jiwa mujahid itu, aynal Muslimun?

Tak ada yang bisa dipercaya selain persatuan umat Islam itu sendiri. Zionis Yahudi laknatullah tidak bisa dipercaya, mereka penghianat.

Zionis Israel "Kalian Munafik"

Suatu hal yang tak bisa masuk logika, perjanjian gencatan senjata dilanggar sepihak oleh zionis laknatullah. Ini bentuk penghianatan yang tak dapat diterima, hal ini menginjak kehormatan seluruh penduduk bumi yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Diri sendiri saja sangat marah, perlakuan khianat zionis itu benar-benar melampaui batas. Sudah jelas dalam banyak hadis mengatakan bahwa karakter yahudi memang seperti itu pembangkang dan munafik.

Jihad dan Khilafah adalah solusi!

Derita Gaza harus benar-benar dihentikan, dan solusinya hanya satu yaitu jihad dan Khilafah. Sesederhana perang fisik harus dilawan dengan fisik. Pemimpin Islam harus kerahkan para tentara hebatnya dan alat perang yang mumpuni untuk menggentarkan musuh Islam. Zionis Israel sangat kecil jumlahnya, namun tak bisa dikalahkan karena umat Islam tidak bersatu dalam satu kepemimpinan (Khilafah).

Dalam sejarah Islam, selama aturan Allah yang diberlakukan, maka tanah Baitul Maqdis akan terus terjaga dan diperjuangkan. Mulai dari Amirul mukminin Umar Bin Khattab sampai Sultan Abdul Hamid II melakukan perjuangan pembebasan Baitul Maqdis. 

"Kenapa kita harus meninggalkan Al Quds? Sesungguhnya dia adalah tanah kita di setiap waktu dan masa. Dan akan senantiasa demikian adanya. Dia adalah salah satu dari kota suci kita dan berada di tanah Islam. Al Quds selamanya harus berada di tangan kita.” (Sultan Abdul Hamid II)". Jelas, sangat tegas bahwa Baitul maqdis adalah tanah umat Islam.

Misi pembebasan Palestina pertama dilakukan pada tahun 641 M atau 15 H oleh Khalifah Umar bin Khathab. Kunci kota Al Quds diserahkan oleh Batrick Safrunius kepada Umar setelah ditandatangani Perjanjian Umariyah atau Perjanjian Illiya. Di antara isi perjanjian itu menyebutkan tentang jaminan keamanan atas diri dan harta serta kebebasan beribadah bagi penduduk Alia yang beragama Nasrani. Sementara kaum Yahudi dilarang untuk tinggal di Alia. Rakyat Palestina hidup sejahtera di bawah naungan Islam. Pada akhir abad ke-11 Palestina dirampas oleh tentara Salib dari Eropa. Mereka menguasai Baitul maqdis dengan kebiadabannya, saking biadabnya mereka membunuh sekitar 40.000 Umat Islam dan Kafir Dzimmi dalam waktu 2 hari saja. Umat Islam tak tinggal diam, Shaluddin Al Ayyubi berhasil mempersatukan kekuatan umat Islam dan berjuang membebaskan Palestina (Baitul maqdis) dari tangan penjajah itu. Baitul Maqdis berhasil dikuasai kembali di pertengahan Rajab 583 H, bertepatan dengan 20 September 1187 M dalam pertempuran Hattin.

Dari sini kita belajar, bahwa hanya persatuan umat Islam dibawah satu kepemimpinan Islam (Khilafah) yang akan melawan dengan jihad fisabilillah. Setiap musuh Islam akan gentar dengar kekuatan umat Islam. Perang fisik wajib dilawan dengan perang fisik juga, mengerahkan tentara/pasukan lengkap dengan alat perangnya. Seruan aksi bela Palestina di berbagai daerah dalam negeri dan luar negeri menyuarakan solusi tuntas permasalahan Palestina adalah jihad dan Khilafah, bukan gencatan senjata.

Perjuangkan kembali Palestina dengan jihad dan Khilafah. 

Wallahu'alam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak