Lonjakan Harga Jelang Ramadhan, Mengapa Berulang?
Oleh : Ummu Mumtazah (Pegiat Literasi)
Menjelang Bulan Suci Ramadan 2025, harga bahan pokok di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin), Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, terpantau mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan harga paling mencolok terjadi pada minyak goreng dan gula, yang terus naik dalam beberapa minggu terakhir.
Syamsiah, seorang pedagang di Pasar Tamrin, mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah mulai terjadi sejak dua minggu lalu. Menurutnya, kondisi tahun ini jauh lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara pedagang lainnya, Abi Yusuf mengatakan, kenaikan harga telah terjadi sejak satu bulan lalu.
Pedagang berharap, pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga, terutama minyak goreng yang mengalami kenaikan paling tinggi. tribunkaltim.co
Harga-harga terus naik melambung, bukan hanya menjelang Ramadhan bahkan sebelumnya juga terjadi kenaikan, apalagi sekarang waktu telah mendekati bulan suci Ramadhan harga pun terus naik dan tidak bisa dikendalikan. Hal tersebut menunjukkan adanya masalah dalam pendistribusian barang sehingga berimbas pada kelangkaan barang di pasaran. Alasan lain dengan meningkatnya harga barang karena permintaan yang banyak dari konsumen sedangkan barang bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat tidak tersedia bahkan habis persediaannya.
Kejadian ini juga berulang ketika memasuki bulan suci Ramadhan, bahkan jauh sebelumnya. Kenapa hal ini terus saja berulang tanpa adanya solusi yang bisa menyelesaikan?
Kapitalisme, Biang Kenaikan Harga Bahan Pokok
Diakui atau tidak, ada problem lain yang mempengaruhi naiknya harga ditengah daya beli masyarakat semakin menurun, seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan, problem pada rantai pasok (yang dikuasai mafia impor, kartel, monopoli, ihtikar, dan lain-lain).
Dengan adanya kenaikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan, ini semua didukung oleh sistem kapitalisme yang secara sistematis mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat sehingga rakyat yang selalu dirugikan dan imbasnya kepada kenaikan harga bahan pokok yang terus melambung tinggi.
Kenaikan harga juga didukung oleh penimbunan bahan barang pokok oleh segelintir kelompok yang menginginkan keuntungan besar dari situasi jelang Ramadhan ini. Sementara itu, negara lebih pro koorporasi dari pada rakyat sendiri, sudahlah jatuh tertimpa tangga pula, sudahlah miskin ditambah lagi dengan beban pajak yang semakin mencekik. Sistem ekonomi kapitalisme menyebabkan pendistribusian barang berputar sekitar orang-orang yang berkepentingan saja sehingga rakyatlah yang jadi korban. Walaupun dapat berbagai bantuan melalui tunai dan non tunai, namun tidak bisa mencukupi kebutuhan pokok dengan layak. Sehingga kesejahteraan pun sulit dicapai dan harga bahan pokok pun tidak bisa dijangkau.
Mekanisme Islam dalam Menstabilkan Harga Bahan Pokok
Melalui sistem ekonomi Islam, negara (Khalifah) menentukan harga bahan pokok yang bisa dijangkau harganya oleh masyarakat bahkan diberikan secara cuma-cuma tanpa membebani masyarakat.
Sistem ekonomi dalam Islam mengatur seluruh pengeluaran dan pendapatan melalui Baitul Mal. Dengan adanya harga naik maka imbasnya kepada daya beli masyarakat yang semakin menurun. Adapun mekanisme yang dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga tersebut diantaranya adalah melarang penimbunan harta yang akan menarik perputaran barang yang ada di masyarakat, sehingga harga barang tetap stabil, tidak adanya kecurangan, tidak ada permainan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan berbagai kebutuhan dengan harga terjangkau. Dengan begitu negara akan meningkatkan produksi untuk menyelesaikan problem kelangkaan barang, pemantauan dan pengendalian harga komoditas-komoditas tersebut beserta antisipasinya sesuai hukum Syara'.
Sistem ekonomi Islam, meniscayakan adanya pengaturan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan dengan harga murah dan terjangkau atas bahan kebutuhan pokok.
Semua itu tidak bisa begitu saja dilaksanakan kecuali dalam sistem Islam yang mensejahterakan bukan dalam sistem kapitalisme yang menyengsarakan. Walhasil, semua itu tidak bisa diwujudkan dengan sistem selain Islam. Selama negara berpijak pada sistem yang rusak dan merusak, maka semuanya tidak akan baik-baik saja dan cenderung pada kemiskinan dan ketidakadilan.
Dengan penerapan Islam secara kaffah dalam setiap aspek kehidupan, Maka masyarakat akan terhindar dari kemiskinan, dapat memenuhi semua kebutuhan pokok secara wajar dan pengelolaan sumber daya alam semuanya dikelola negara dan hasilnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat baik muslim ataupun non muslim.
Dengan demikian, negara hanya bisa menerapkan Islam kaffah dalam setiap aspek kehidupan dibawah naungan Daulah Islamiyah 'ala minhaj an-nubuwwah.
Wallaahu a'lam bish shawwab
Komentar
Posting Komentar