Misteri Pagar Laut, kebobolan atau disengaja?


Oleh : Aisyah (Aktivis Dakwah)

Pembangunan pagar laut misterius Tangerang itu mencaplok wilayah pesisir 16 desa di 6 kecamatan. Ada masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan sebanyak 3.888 orang dan 502 pembudidaya di lokasi tersebut (Tribunnews, 18/1/2025)

Dari kasus pagar laut, kita belajar bahwa semua bisa dibeli oleh korporasi, ada uang semua aman. Derita rakyat yang mencari nafkah di laut makin bertambah dengan batasan pagar laut itu. 

Pagar laut menambah deretan kekayaan alam milik rakyat secara umum dikuasai oleh segelintir orang saja. Hal ini menjadi tanda tanya besar, bagaimana peran negara sebenarnya dalam mempertahankan hak rakyat.

Jangankan pagar laut, pengelolaan tambang oleh korporasi telah lama terjadi, rakyat hanya sebatas mengeluhkan dalam aksi demontrasi, namun tak jarang penguasa acuh tak acuh dalam menangani keresahan rakyat, bahkan parahnya mereka menjadi dalang dalam memudahkan keserakahan mereka.

Semua permasalahan tersebut adalah buah dari hasil penerapan sistem kapitalis sekuler. Dimana dalam pengelolaan negara menggunakan aturan buatan manusia yang dapat berubah-ubah sesuai pesanan korporasi.

Asas kapitalis memberikan kebebasan kepada individu untuk mengolah sendiri aktivitas ekonominya, konsep untung rugi jadi acuan, walaupun banyak orang yang dirugikan.

Penguasa hanya regulator untuk mempermudah jalannya para korporasi ini untuk menjarah kekayaan milik umum. 

Permasalahan jadi semakin rumit. Eitssss tenang aja, sebenarnya ada solusinya. Langsung baca aja lanjutan nya yah!!

Faktanya ada suatu sistem/ideologi yang sukses membangun peradaban gemilang. Kita tidak akan menemui sistem aturan sebaik ini, selain dari Islam. Islam satu satunya agama yang memiliki aturan lengkap, panduan dalam mengatur seluruh lini kehidupan.

"Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api". (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Hadits tersebut menyatakan bahwa kaum Muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api. Dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu.

Sangat jelas, lautan yang luas tidak bisa dibeli oleh individu/korporasi untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Aturan Islam dibawah Daulah Khilafah Islamiyah telah mengukir sejarah suksesnya dalam mensejahterakan rakyat. 

Kurang lebih 13 abad lamanya khilafah tegak, sedangkan sistem Kapitalis Sekuler baru kurang lebih 1 abad sudah nampak bobrok nya dalam mengatur kehidupan bernegara. Yah wajar, karena sistem sekuler dibuat oleh manusia, sebaliknya khilafah aturannya dibuat oleh Allah Sang Pencipta.

Dalam negara Islam, ada namanya Khalifah (pemimpin Islam) yang menjalankan kepemimpinannya berdasarkan syariat Islam. Termasuk dalam permasalahan pagar laut, karena pemimpin sudah paham bahwa laut adalah kepemilikan umum, maka khilafah tidak akan membiarkannya dikuasai oleh individu atau korporasi apalagi asing. Bahkan, negara akan memaksimalkan potensi laut untuk kepentingan umum, seperti pembangunan infrastruktur, fasilitas publik, dan lain sebagainya yang akan mempermudah rakyat.

Penguasa dan jajarannya melaksanakan amanah dengan lebih tanggungjawab karena akidah yang kokoh. Mereka paham setiap perbuatan nya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. 

Intinya adalah aturan Allah wajib diterapkan, dan hempaskan aturan buatan manusia yang lemah dan terbatas.

Wallahu'alam bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak