Al-Qur'an Peta Kehidupan Individu, Masyarakat dan Negara


Oleh. Neli Cahaya

(Aktivis Perempuan)


Dalam pelaksanaan peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan di Masjid Agung Nurul Faizin, Cibinong, pada Ahad (14/3/25), mengusung tema "Peran Al-Qur'an dalam Membangun Masyarakat Berakhlak Mulia" dan dihadiri barbagai tokoh dan masyarakat. 


"Pada kesempatan Nuzulul  Qur'an ini, doakan pak Bupati, saya, dan seluruh PNS bisa istiqomah melakukan pelayanan-pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Kabupaten  Bogor," ujar Wakil Bupati Bogor dalam penyampaiannya di kegiatan tersebut. (Kabarindoraya, 16/3/25)


Dalam sistem kapitalisme, akal dijadikan sebagai sumber aturan bagi manusia. Dimana mereka membuat aturan bagi hidup mereka sesuai keinginan dan hawa nafsu semata. Padahal meskipun manusia disebut sebagai makhluk Allah yang paling sempurna diantara makhluk lainnya, tetapi tetap saja statusnya sebagai makhluk yang sifatnya lemah dan berpotensi menimbulkan pertentangan dan permasalahan.


Al Qur'an adalah peta kehidupan yang harusnya dijadikan landasan oleh individu, masyarakat, dan negara. Namun, mirisnya hari ini individu yang berpegang dan menyeru kepada Al-Qur'an justru dianggap sebagai musuh bahkan dianggap radikal. Dengan prinsip yang dipegang bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, dan rakyatlah yang berhak membuat aturan.


"Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang perpegang teguh pada Agamanya seperti orang yang menggenggam bara api ". (HR. Tirmidzi no. 2260)

Ini salah satu hadits yang menggambarkan keadaan orang-orang yang perpegang kepadal Al-Qur'an di zaman ini, lalu mereka akan dipersekusi.


Perpegang kepada Al-Qur'an sejatinya adalah konsekuensi keimanan yakni Taqwa (menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya) dan mewujudkannya dalam diri setiap Muslim adalah sebuah keharusan. Terlebih jika kita menginginkan sebuah pembangunan peradaban manusia yang mulia, maka Al-Qur'an harus menjadi landasan sebab rumus kebangkitan itu ada dalam Al-Qur'an.


Sebagai seorang Muslim kita harus menyadari bahwa kewajiban berpegang pada Al-Qur'an secara keseluruhan dan memperjuangkan untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan. Sebagaimana firman Allah. "Wahai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keseluruhan. Dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu". (QS. Al-Baqarah : 208)


Kewajiban menerapkan Al-Qur'an dalam kehidupan secara nyata tidak hanya bagi individu tetapi juga oleh masyarakat dan negara. Al-Qur'an merupakan kitab yang diturunkan oleh Allah, di mana nilai nilai luhurnya langsung dari sang Pencipta yang dapat dijadikan landasan hukum, ilmu, adab bagi individu, masyarakat serta negara. Ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an menekankan keadilan, kebenaran, dan keseimbangan dalam kehidupan, yang jika diterapkan secara keseluruhan dapat mencegah kecenderungan negatif dari penerapan sistem yang aturannya mengandalkan logika manusia.


Al-Qur'an dapat melahirkan generasi yang bertakwa dan berakhlakul karimah. Lahirnya generasi yang bertakwa, cerdas, dan berjiwa pemimpin akan menjadikan Islam sebagai landasan dalam setiap aktivitas di seluruh aspek kehidupan. Sekaligus menjadikan setiap pribadi mampu menyelesaikan permasalahan dirinya, masyarakat dan negara. Sehingga setiap kebijakan yang diterapkan senantiasa terikat dengan syari'at. Yang berpegang pada Al-Qur'an pun tidak lagi dianggap radikal melainkan sebagai pedoman hidup yang lurus, benar, dan menyeluruh. 


Semua petunjuk terkait persoalan seluruh aspek kehidupan telah di cantumkan dalam Al-Qur'an. Mulai dari sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pergaulan, politik pendidikan, politik luar negeri, sanki bagi pelanggaran hukum, aturan tentang makanan, pakaian, dan akhlak semua ada dalam Al-Qur'an. Tugas kita hanya membaca, mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan. Jika kewajiban tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan tercipta kebahagiaan Dunia dan Akhirat. Wallahu A'lam Bissawab![]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak