"Judol Menyasar Anak, Kapitalisme Biang dari Kehancuran Generasi Muda"



Oleh : Yuli Atmonegoro 


Di tengah derasnya arus digital dan kebebasan akses informasi, anak-anak kini menghadapi ancaman yang sangat nyata, yakni judi online (judol). Tak sedikit dari mereka, bahkan yang masih duduk di bangku SD dan SMP, sudah mengenal dunia taruhan digital. Lewat game, aplikasi, dan iklan-iklan terselubung di media sosial, mereka pelan-pelan dijerat oleh sistem yang membiarkan bahkan mendorong kehancuran moral ini.

Anehnya, yang disalahkan seringkali hanya anak-anak atau orang tua. Padahal, akar masalahnya lebih dalam: sistem kapitalisme-sekuler yang mengatur negeri ini adalah biang kerok utama dari kerusakan ini.

Kapitalisme: Sistem Rusak yang Merusak

Kapitalisme memandang bahwa keuntungan adalah segalanya, termasuk dalam urusan anak-anak. Judi online bukan sekadar “permainan”, tapi bisnis besar yang disokong oleh sistem. Selama menghasilkan uang, segala hal boleh dan dibiarkan. Negara bukannya mencegah dan memberantas, malah terkesan melindungi pelaku dan membuka celah legalitasnya.

Dalam sistem kapitalis, negara tidak bertugas melindungi moral dan akidah rakyat. Ia hanya bertugas menciptakan iklim usaha dan membuka peluang ekonomi. Maka jangan heran, meskipun judi online merusak generasi, selama ada transaksi dan keuntungan, itu akan tetap dibiarkan. Bahkan anak-anak sekalipun kini dijadikan pasar potensial.

Salah satu contoh nyata, Seorang anak SMP di Jawa Timur ketahuan mencuri uang orang tuanya hingga jutaan rupiah. Uangnya dipakai untuk top-up permainan slot yang beredar di platform game. Saat ditanya, ia tidak merasa bersalah. Baginya, itu hal biasa. Bahkan teman-temannya pun melakukan hal yang sama. Ini bukan kasus satu atau dua anak. Ini fenomena massal. Karena sistemnya rusak, maka hasilnya pun rusak.

Islam Mewaspadai dan Melindungi Generasi

Bandingkan dengan kondisi saat Islam masih menjadi sistem kehidupan. Ketika Khilafah Islamiyah memimpin dunia selama lebih dari 1300 tahun, generasi muda adalah prioritas utama pembangunan peradaban. Mereka dididik sejak kecil dengan aqidah yang kokoh, akhlak yang bersih, dan ilmu yang luas. Tapi, Islam hadir tidak hanya melarang judi, tetapi mematikan akar-akar kemunculannya.

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung."

(QS. Al-Ma'idah: 90)

Dalam sistem Islam, negara bertanggung jawab menjaga akidah dan moral rakyat, termasuk anak-anak. Negara menutup semua pintu kemaksiatan, termasuk perjudian dalam bentuk apapun. Tidak akan ada celah bagi judi online, karena sistem hukumnya bersandar pada syariat, bukan keuntungan.

Generasi Muda dalam Naungan Khilafah: Kuat Iman dan Ilmu

Sejarah mencatat betapa hebatnya generasi muda Islam ketika mereka dibesarkan dalam sistem Islam.

➡ Usamah bin Zaid memimpin pasukan perang di usia 18 tahun.

➡ Imam Syafi’i hafal Qur'an di usia 7 tahun, menjadi mujtahid di usia belia.

➡ Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel di usia 21 tahun, setelah sejak kecil dididik dengan ilmu dan ketakwaan.

Mereka bukan hanya pintar, tapi berkepribadian Islam. Kuat akidahnya, tajam pikirannya, dan besar kontribusinya.


Semua itu lahir dari sistem yang menjaga generasi, bukan mengeksploitasi mereka. Sistem Islam memberi jaminan pendidikan, perlindungan moral, dan membentuk lingkungan sosial yang bersih dari maksiat. Negara menjadi pelindung, bukan penonton apalagi pelaku kehancuran.

Kembalikan Islam sebagai Sistem Kehidupan

Kerusakan generasi hari ini—mulai dari judol, pergaulan bebas, narkoba, sampai atheisme—semua bersumber dari satu sistem: kapitalisme-sekuler. Selama sistem ini tetap dipertahankan, maka kehancuran akan terus berulang, bahkan semakin parah.

Hanya Islam yang menjadikan negara penjaga akidah, pelindung generasi, dan pelayan umat. Sudah saatnya umat menyadari bahwa, Generasi kuat hanya akan lahir dari sistem yang benar.Dan sistem yang benar hanya datang dari Allah SWT: Islam. Tegakkan kembali Islam sebagai sistem kehidupan.Bangun kembali generasi emas dalam naungan Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak