Gen Z Dalam Kapitalisme Demokrasi : Terjerat Gaya Hidup Materialistik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oleh : Fitriani, S. Pd

(Aktivis Daqwah & Guru)

 

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) adalah gejala sosial yang timbul ketika seseorang tidak ingin ketinggalan oleh sebuah tren yang ada dalam hal ini sudah menjadi salah satu trend signifikan di kalangan generasi z.

 

Saat ini gen Z menggunakan media sosial agar selalu merasa terhubung dengan orang lain, mencari validasi sosial dan membangun citra diri. Media sosial sebagai ruang di mana interaksi sosial terjadi secara terus-menerus, dan simbol-simbol sosial seperti likes, shares, serta komentar menjadi indikator validasi. Ketika Gen Z tidak mendapatkan validasi ini, mereka merasa bahwa mereka kehilangan sesuatu yang penting dalam pergaulan sosial (kumparan.com 12/9/2024).

 

Hal ini bisa dilihat dari beberapa gejala sosial seperti demam boneka yang dipamerkan oleh idol k-pop Lisa blackpink di media sosial homo mencerminkan dampak besar interaksi berbasis teknologi terhadap psikologi dan perilaku komunikasi individu terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.

 

Dengan kehadiran teknologi digital terutama media sosial kecenderungan untuk merasa tertinggal atau tidak terlibat dalam kegiatan yang dianggap penting menjadi semakin nyata tidak bisa dipungkiri gen z merupakan generasi digital native.

 

Sementara itu, perkembangan media sosial tidak lagi hanya sekedar menampilkan konten informasi berita namun juga konten-konten yang menampilkan gaya hidup, pengalaman,  pencapaian,  penampilan hingga popularitas.

 

Tidak adanya standar kemuliaan yang benar membuat gen z cenderung membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan yang dipamerkan orang lain ketika mereka merasa kurang dibandingkan dengan standar yang ditampilkan muncul kecemasan akan ketinggalan atau keterasingan bahkan demi tidak ketinggalan tren mereka sampai melakukan dump standing alias gemar berhutang.

 

Jika FOMO  terus berlanjut gaya hidup ini dapat membahayakan generasi muda mereka terbiasa berperilaku konsumtif hingga krisis identitas. sejatinya akar masalah munculnya gaya hidup FOMO tidak serta-merta akibat trend media sosial.

 

 Kitab Nidzamul Islam bab Thariqul Iman karya Syaikh Taqiyuddin an-Nabani   menjelaskan bahwa seseorang berperilaku sesuai dengan pemahamannya sementara itu pemahaman yang merebak saat ini dipengaruhi oleh ide sekulerisme,  kapitalisme, dan  liberalisme.

 

Ide sekularisme adalah ide yang memisahkan agama dari kehidupan, sekulerisme membuat manusia merasa kehidupan di dunia tidak terikat dengan aturan agama kecuali masalah spiritual maka lahirlah ideologi kapitalisme yang memandang capaian dan kepuasan materi menjadi orientasi hidup.

 

Maka tidak aneh atmosfer kehidupan saat ini sangat jauh dari nilai agama dan hanya mengedepankan kepuasan validasi dari orang lain akhirnya muncul gaya hidup liberal hedonistik dan konsumtif semua kesenangan dunia sesaat mendominasi dan menjadi prioritas utama.

 

 Apalagi regulasi dalam sistem kapitalisme tidak memberikan perlindungan bagi gen z misalnya dari sistem pendidikan sekulerisme kapitalisme justru membekali siswa dengan pemahaman hidup yang materialistik.

 

Platform media sosial dibiarkan menciptakan gaya hidup FOMO  yang semakin menjerumuskan generasi pada lingkaran materialistik. Inilah yang membuat gaya hidup FOMO semakin mendapat tempat di kalangan generasi padahal gaya hidup FOMO sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan pengabaian potensi gen z untuk berprestasi dan berkarya yang lebih baik juga menghalangi potensinya sebagai agen perubahan menuju kebaikan.

 

Berbeda dengan sistem Islam dalam menjaga generasi z dari gaya hidup rusak seperti FOMO sistem Islam yang diterapkan negara khilafah akan memberikan perlindungan ekstra kepada semua warganya tak terkecuali generasi z, perlindungan ini sebagai cerminan akidah Islam yang mengharuskan siapapun terikat dengan aturan Allah subhanahu wa ta'ala dalam kehidupan.

 

Islam memandang negara berfungsi sebagai junnah atau pelindung. sedangkan pemuda memiliki potensi luar biasa dan kekuatan yang dibutuhkan umat terlebih sebagai agen perubahan menuju kebangkitan Islam. maka sebagai negara junnah negara khilafah akan memastikan potensi generasi z terarah untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin.

 

Islam memiliki sistem pendidikan yang akan mampu melejitkan potensi generasi z dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuan penciptaan dan mempersembahkan karya terbaik untuk umat dan Islam.

 

 hal ini dikarenakan sistem pendidikan Islam memastikan setiap individu memiliki kepribadian Islam dan keahlian ilmu kehidupan.  Tolak  ukur kepribadian Islam dilihat dari Aqliyah atau cara berpikir dan nafsyiah atau cara bersikap sesuai dengan syariah.

 

Dengan demikian setiap individu akan memiliki kesadaran untuk beramal sesuai dengan syariat Islam.

 

Adapun  FOMO karena ketinggalan tren bersikap hedon liberal konsumtif bukan perilaku yang dibenarkan syariat maka gaya hidup seperti itu tidak akan mendapat tempat dalam atmosfer kehidupan generasi khilafah sebab mereka menyadari kemuliaan terletak pada amal saleh dan keridhoan Allah ta'ala wa ta'ala.

 

 Justru yang ada mereka akan berlomba-lomba melakukan kebaikan sesuai dengan potensi yang mereka miliki generasi akan sangat memahami apa yang menjadi kebutuhan mendasar umat dan kemuliaan Islam kesadaran itu semakin mengkristal karena negara khilafah mengontrol konten-konten yang ada di media sosial.

 

Media dalam khilafah digunakan untuk mengedukasi umat terkait Syariah meningkatkan taraf berpikir politis warga negara menunjukkan khaibah atau kewibawaan khilafah di kancah perpolitikan internasional.

 

Salah satu contoh generasi terbaik yang dihasilkan sistem Islam ialah sosok-sosok seperti Abdullah bin Umar pemuda yang mengabdikan dirinya untuk Islam di usia belia beliau sudah berani menawarkan diri untuk menjadi pasukan kaum muslimin di perang badar maupun uhud ataupun Abdullah bin suhair sahabat rasulullah yang meninggalkan jejak kepahlawanan luar biasa mereka sangat menyadari kebutuhan umat dan kemuliaan Islam.

 

Namun saat ini sistem Islam itu tidak diterapkan oleh negara manapun. Setelah diruntuhkan oleh musuh Islam karena itu sebagai pemuda generasi z muslim harus menyadari bahwa mereka memiliki potensi yang luar biasa sebagai agen perubahan yang sangat dibutuhkan umat yakni perubahan untuk membangun kembali peradaban gemilang yang pernah dicapai umat Islam pada masa lalu dalam naungan khilafah islamiyah. Wallahua'lam Bissawab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak