Evakuasi Muslim Gaza, Memuluskan Penjajahan, Menjauhkan Solusi Hakiki



Oleh : Ummu Hayyan, S.P. (Pegiat Literasi)

Dalam pernyataan resminya, Presiden Prabowo menegaskan kesiapannya untuk menampung sementara warga Palestina yang terdampak perang di Gaza. Tujuannya adalah untuk memberikan perawatan medis dan dukungan psikologis hingga kondisi di Gaza memungkinkan bagi para pengungsi untuk kembali ke tanah air mereka. www.tempo.co.

Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pesawat guna menjemput para korban dalam gelombang pertama evakuasi. ia memperkirakan gelombang pertama evakuasi bisa mencakup sekitar 1000 orang saat dirinya memulai kunjungan ke Timur Tengah dan Turki. www.kompas.com.

Rencana ini masih dalam tahap konsultasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk otoritas Palestina dan negara-negara di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. www.detik.com.  Presiden Prabowo juga telah mengutus menteri luar negeri Sugiono untuk berkoordinasi dengan pemerintah Palestina mengenai mekanisme evakuasi. www.detik.com.

Menurut pihak berwenang Palestina, sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, serangan militer Zion*s ke Gaza telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina. www.kompas.com.

Rencana Indonesia untuk merelokasi sementara warga Gaza ke tanah air yang dikemas dalam misi kemanusiaan, sejatinya menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi berbagai kalangan. Sebab persoalan Palestina bukan semata-mata persoalan kemanusiaan, bukan sekedar soal korban luka, yatim piatu, atau mereka yang mengalami trauma. Masalah Palestina adalah masalah penjajahan dan pendudukan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Ini adalah persoalan ideologis dan agama yang seharusnya dipahami secara utuh oleh umat Islam dan para pemimpin di negeri-negeri muslim. Dengan menjadikan solusi kemanusiaan sebagai pendekatan utama, seperti evakuasi dan penampungan sementara, para penguasa negeri muslim justru terkesan menjauh dari solusi hakiki yang telah ditunjukkan oleh syariat yakni jihad fisabilillah untuk membebaskan tanah suci dan menolak penjajahan. Solusi semacam ini tidak menyentuh akar persoalan, bahkan berpotensi memperlemah posisi umat Islam dunia untuk mengirimkan tentaranya ke Gaza. Lebih dari itu, langkah-langkah seperti ini seringkali justru mengikuti narasi dan kepentingan Barat terutama Amerika Serikat yang sejak awal diketahui sebagai pendukung utama entitas Zion*s. Dengan mengalihkan perhatian umat Islam dari perjuangan pembebasan ke isu kemanusiaan semata, Amerika Serikat semakin leluasa menjalankan agenda geopolitiknya di Timur Tengah. Dukungan terbukanya terhadap genosida yang dilakukan Zion*s pun menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat internasional, sebab umat Islam sendiri telah digiring untuk melihat persoalan ini dari kacamata kemanusiaan yang sempit bukan sebagai bentuk penjajahan yang wajib dilawan dengan jihad. Solusi ini juga terkesan membiarkan Zion*s merebut tanah suci milik kaum muslimin. Pada akhirnya, solusi-solusi yang diambil oleh para penguasa negeri muslim saat ini lebih mencerminkan upaya untuk menjaga hubungan baik dengan tuan mereka di Barat ketimbang menunjukkan keberpihakan sejati terhadap penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina. Sudah saatnya umat Islam menyadari bahwa tidak akan ada keadilan sejati bagi Palestina selama kita masih mengabaikan akar persoalan dan solusi ideologis yang telah ditetapkan oleh Islam.

Persoalan Palestina sejatinya bukan hanya tentang kemanusiaan, bukan pula sekedar konflik antara dua negara atau bangsa. Ini adalah masalah penjajahan atas tanah kaum muslimin, penodaan terhadap kesucian tanah para nabi dan pendudukan atas wilayah Islam yang semestinya dijaga dan dibela oleh seluruh umat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, yang artinya : 

"Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama hanya untuk Allah semata. Jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (TQS. Al-Anfal : 39).

Ayat ini menegaskan bahwa jihad disyariatkan untuk menghapuskan fitnah yakni kekafiran dan penindasan terhadap Islam dan umatnya, serta menegakkan kedaulatan Islam sepenuhnya. Tidak cukup dengan mengecam atau berdiplomasi, apalagi hanya memberi bantuan medis. Selama penjajahan masih berlangsung, jihad tetap menjadi kewajiban. Nabi Muhammad SAW. juga bersabda: "Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya." (HR. Muslim)

Mengubah dengan tangan yang dimaksud dalam hadis ini adalah melalui penguasa dengan segala kewenangan yang dimilikinya yakni khalifah. Tanpa adanya Khilafah, tidak ada institusi yang benar-benar bisa menggerakkan kekuatan militer umat Islam secara menyeluruh untuk membebaskan Palestina. Negara-negara muslim saat ini tercerai berai, masing-masing tunduk pada batas wilayah nasionalisme sempit dan kepentingan geopolitik asing. inilah yang membuat seruan jihad tidak pernah terwujud secara nyata dan menyeluruh. 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Sesungguhnya imam atau khalifah itu adalah perisai, di belakangnya orang-orang berperang dan dengannya mereka berlindung." (HR. Muslim) 

Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan jihad yang terorganisasi harus berada di bawah kepemimpinan seorang khalifah. Tanpa Khilafah, jihad akan terfragmentasi, tidak terkoordinasi, dan tidak memiliki dampak strategis global untuk membebaskan negeri-negeri muslim, termasuk Palestina. Apa yang terjadi hari ini adalah pengkhianatan terhadap isu Palestina oleh banyak penguasa negeri muslim. Mereka terus mendorong solusi perdamaian, dua negara, relokasi pengungsi bahkan normalisasi hubungan dengan Zion*s. Padahal, semua itu adalah solusi buatan Barat terutama Amerika Serikat untuk menjaga eksistensi entitas Zion*s dan memastikan hegemoni mereka tetap kuat di Timur Tengah.

Sudah saatnya kita menyadari, bahwa tidak ada solusi selain kembali kepada syariat Islam secara kaffah di bawah naungan khilafah. Hal ini hanya bisa terwujud melalui perjuangan dakwah bersama kelompok dakwah islam ideologis.

Wallaahu a'lam bish shawwab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Generasi Sadis, Buah Penerapan Sekularisme

Generasi Sadis Produk Sekularisme

Palak Berkedok Pajak